Mohon tunggu...
Ardi Fikriansyah
Ardi Fikriansyah Mohon Tunggu... Lainnya - Pengamat

Tertawa tanpa sebab.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bala Bantuan Cengengesan

25 Mei 2022   20:01 Diperbarui: 25 Mei 2022   20:06 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sore hari, saya duduk di kursi, di sebuah warkop dengan istilah giras kami menyebutnya. Seorang lelaki separuh baya menghampiri saya, tak ada angin tak ada apa apa, tiba tiba bicara panjang lebar seakan menjawab segala kerancuan yang ada di pikiran saya. Padahal, sebelumnya kami tidak pernah bicara, jangankan bicara, tegur sapa pun tidak, lelaki dari teman bapak saya bermain catur, lelaki yang punya seorang anak yang kebetulan saya kenal, hanya kami tidak akrab.

Panjang lebar lelaki itu menjelaskan, lika liku hidup, tuturnya "andai saja, dulu waktu mudah, saya senang belajar dan mencari ilmu, maka tak akan jadinya saya akan seperti ini, sampean ini masih muda, enak enakno mencari ilmu, berbaktilah pada guru, agar supaya kelak sampean ini gk kebingungan seperti saya" sambil tertawa terbahak-bahak.

Saya di buat takjub oleh lelaki ini, di tengah pasang surutnya perekonimian negara, lelaki ini masih bisa cangkrukan di warkop main catur sambil tertawa tepingkal-pingkal. Semangatnya yang luar biasa dalam membabati kehidupan melebihi semangat pemuda. Lelaki yang mampu membuat saya tertampar sangat keras oleh sikap realitas hidupnya.

Di tengah ia harus bertanggung jawab akan anak dan istrinya, lelaki ini memberikan semangat pada diri saya, agar supaya untuk tetap semangat dalam berpacu di dunia pendidikan dan terus belajar. Di tengah asik saya mendengarkan panjang lebar pembicaraannya, istrinya memanggil "pak, sampean ini di cari kemana-mana gk ada, antarkan saya kesana", "lah wong saya ini dari tadi di sini, kok di cariin", sahutnya sambil menggerutu beranjak pulang kerumah. Tak lama kemudian lelaki keluar mengatarkan istrinya sambil tertawa cengengesan membonceng istrinya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun