Mohon tunggu...
Ardi Winata Tobing
Ardi Winata Tobing Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk mengingat.

Prokopton.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Lupakan Messi dan Jadilah Ronaldo

6 Februari 2018   16:00 Diperbarui: 7 Februari 2018   21:07 2172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Awal tahun 2000 hanya ada satu Ronaldo; botak, gempal dan mematikan di depan gawang. Waktu pun berlalu, orang-orang mulai perlu konfirmasi ulang jika bersinggungan dengan nama Ronaldo. Seorang remaja Portugal bernama sama mulai mendapat porsi pembicaraan publik berkat performa menawannya bersama Manchester United.

Dunia mulai mengenal dua Ronaldo.

Kini, marwah nama Ronaldo kembali mengerucut pada sosok tunggal. Tanya saja pada Google, sehalaman penuh hasil pencarian kata kunci "Ronaldo" diberikan untuk CR7. Si Fenomenal berperut buncit sudah resmi terlupakan.

Cristiano Ronaldo adalah manusia rekor. Baru semalam, 05 Februari, usianya genap 33 tahun, tapi apa lagi yang perlu ia buktikan? Kecuali trofi Piala Dunia, Ronaldo sudah mencapai segala yang mungkin diraih seorang pesepakbola profesional.

Kebanyakan orang akan melihat Ronaldo sebagai sosok bengah. Arogansinya mungkin tidak cocok dengan basa basi rendah hati budaya timur, tapi jika mencoba objektif, maka ungkapannya soal "saya ganteng, terkenal dan kaya" akan terdengar sama saja seperti "mawar itu merah".

Dia berkata apa adanya.

"Orang-orang menilaiku arogan, tapi mereka harus benar-benar mengenalku, menjadi temanku, menghabiskan hari-hari denganku untuk tahu siapa Ronaldo sesungguhnya."

Ia memang bukan tipe pemain yang karakternya gampang mendapat simpati publik semacam Scholes atau Kaka', tapi pengaruh positifnya bagi banyak orang sungguh pantang diremehkan. Ia tidak pelit jika menyangkut masalah kemanusian. Jangan hitung berapa juta dolar yang sudah ia donasikan. Mulai dari Nepal hingga Aceh, mulai dari pengidap kanker hingga pengungsi Suriah. Ia mungkin punya banyak haters, tapi soal sisi humanis, dimohon untuk angkat topi buatnya.

Masa lalu mungkin punya andil terhadap sikapnya yang dermawan. Ronaldo kecil tidak berasal dari keluarga berlatar borjouis. Ia tak tumbuh dengan minum susu, vitamin warna-warni dan tidur siang.

Ronaldo bahkan dilahirkan setelah sebelumnya tidak diharapkan lahir.

Ibunya, Dolores, hampir menggugurkan si anak bungsu karena alasan ekonomi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun