Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Praktisi Pendidikan

Seorang Pengajar dan Penulis lepas yang lulus dari kampung Long Iram Kabupaten Kutai Barat. Gamers, Pendidikan, Sepakbola, Sastra, dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

5 Alasan Mendasar Mengapa Kelas-Kelas "Penjurusan" harus Dikembalikan lagi di Sekolah-Sekolah SMA

20 April 2025   08:00 Diperbarui: 14 April 2025   12:36 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(https://satuindonesia.co.id/2025/04/14/pertimbangan-mendikdasmen-kembali-berlakukan-jurusan-ipa-ips-dan-bahasa)

Sejak diberlakukannya Kurikulum Merdeka, struktur pembelajaran di tingkat SMA mengalami pergeseran besar. Salah satu perubahan paling mencolok adalah penghapusan sistem "penjurusan" (IPA, IPS, Bahasa) di kelas X, XI, dan XII. Pemerintah mendorong siswa untuk memilih mata pelajaran sesuai minat secara fleksibel. Meski terlihat progresif, perubahan ini memunculkan polemik. Banyak guru, siswa, dan orang tua merasa sistem ini justru membingungkan dan tidak efisien dalam praktiknya.

Lalu, apakah sistem penjurusan benar-benar usang? Atau justru perlu dikembalikan? Berikut ini lima alasan mendasar mengapa kelas-kelas "penjurusan" seharusnya dihidupkan kembali di sekolah-sekolah SMA.

1. Menjamin Kedalaman Materi Sesuai Keilmuan

Penjurusan memungkinkan siswa mendalami bidang ilmu tertentu secara lebih intensif. Dalam sistem lama, siswa IPA difokuskan pada Fisika, Kimia, dan Biologi; siswa IPS pada Ekonomi, Geografi, dan Sosiologi; sementara siswa Bahasa mendalami Sastra, Bahasa Asing, dan Kebudayaan.

Dengan struktur seperti ini, pendalaman materi menjadi terarah. Bandingkan dengan sistem sekarang, di mana siswa bisa memilih campuran mata pelajaran lintas minat, seperti Fisika dan Sosiologi. Ini memang terdengar fleksibel, namun dalam praktiknya sulit dikelola, baik secara jadwal maupun kedalaman materi.

Menurut survei yang dilakukan oleh PGRI pada tahun 2023, 68% guru merasa bahwa pembelajaran lintas minat membuat penyampaian materi menjadi dangkal dan tidak berkesinambungan. Hal ini dikhawatirkan akan menurunkan kualitas penguasaan kompetensi siswa dalam jangka panjang.

2. Membantu Persiapan Masuk Perguruan Tinggi

Penjurusan secara alami mempersiapkan siswa untuk seleksi masuk perguruan tinggi. Misalnya, siswa jurusan IPA memiliki bekal kuat untuk mengikuti ujian masuk fakultas kedokteran atau teknik, sementara siswa IPS dipersiapkan untuk jurusan ekonomi, hukum, dan sosial-politik.

Dalam sistem tanpa penjurusan, siswa harus menyesuaikan pilihan mata pelajaran mereka dengan minat kuliah, yang kadang tidak tersedia karena keterbatasan guru atau jadwal. Akibatnya, banyak siswa kelas XII merasa tidak memiliki persiapan yang memadai untuk mengikuti Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT).

Data dari Kemendikbudristek tahun 2024 menunjukkan bahwa 52% siswa mengaku kesulitan memilih mata pelajaran yang relevan dengan minat kuliah mereka. Angka ini menunjukkan bahwa tanpa struktur yang jelas, siswa justru kesulitan membangun strategi akademik untuk masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun