Indonesia, sebagai negara dengan kekayaan alam melimpah dan potensi ekonomi yang besar, telah melalui berbagai fase pembangunan sejak kemerdekaannya pada tahun 1945. Dari era Orde Lama, Orde Baru, hingga Reformasi, pemerintah Indonesia telah merancang dan memulai berbagai mega proyek dengan tujuan memajukan perekonomian, meningkatkan kesejahteraan rakyat, dan memperkuat infrastruktur negara. Namun, tidak semua proyek tersebut berhasil mencapai tujuannya. Beberapa di antaranya justru berakhir mangkrak, terbengkalai, atau tidak pernah terselesaikan. Berikut adalah 8 mega proyek pemerintah Indonesia yang pernah dibangun namun berakhir mangkrak.
1. Proyek Mercusuar Soekarno (Era Orde Lama)
Pada era Presiden Soekarno, Indonesia memiliki ambisi besar untuk menjadi negara yang disegani di dunia internasional. Salah satu proyek mercusuar yang diusung adalah pembangunan Monumen Nasional (Monas) dan Gelora Bung Karno (GBK). Namun, ada proyek lain yang kurang dikenal, yaitu Proyek Mercusuar di Pelabuhan Cirebon. Proyek ini direncanakan sebagai simbol kemajuan maritim Indonesia. Sayangnya, proyek ini terbengkalai karena keterbatasan dana dan perubahan prioritas politik setelah transisi ke Orde Baru.
2. Proyek Kilang Minyak Bontang (Era Orde Baru)
Pada era Orde Baru, Indonesia dikenal sebagai salah satu produsen minyak terbesar di dunia. Untuk memaksimalkan potensi ini, pemerintah membangun Kilang Minyak Bontang di Kalimantan Timur pada tahun 1970-an. Proyek ini bertujuan untuk mengolah gas alam menjadi produk bernilai tinggi seperti LNG (Liquefied Natural Gas). Namun, proyek ini mangkrak karena masalah teknis, kurangnya tenaga ahli, dan fluktuasi harga minyak dunia yang membuat investasi menjadi tidak menguntungkan.
3. Proyek PLTN Muria (Era Orde Baru)
Indonesia pernah memiliki rencana ambisius untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Gunung Muria, Jawa Tengah, pada tahun 1980-an. Proyek ini didukung oleh Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) dan diharapkan dapat menjadi solusi untuk krisis energi di masa depan. Namun, proyek ini akhirnya dibatalkan karena penolakan masyarakat setempat, kekhawatiran akan dampak lingkungan, serta bencana nuklir Chernobyl pada tahun 1986 yang membuat dunia lebih berhati-hati terhadap energi nuklir.
4. Proyek Jembatan Selat Sunda (Era Reformasi)
Jembatan Selat Sunda adalah salah satu mega proyek yang paling sering dibicarakan sejak era Reformasi. Jembatan ini direncanakan untuk menghubungkan Pulau Jawa dan Sumatera, dengan panjang sekitar 29 kilometer. Proyek ini diharapkan dapat meningkatkan konektivitas dan pertumbuhan ekonomi di kedua pulau. Namun, hingga saat ini, proyek ini masih berupa wacana. Kendala utama adalah biaya pembangunan yang sangat besar (diperkirakan mencapai Rp 200 triliun), risiko gempa bumi, dan dampak lingkungan yang belum sepenuhnya teratasi.
5. Proyek Bandara Kertajati (Era Reformasi)