Mohon tunggu...
Ardi Ardata
Ardi Ardata Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia

Muhammad Nasihudin Ardi Ardata itulah nama lengkapnya,ia biasa dipanggil dengan nama ardi.Masuk jurusan Bahasa dan Sastra karena ia merasa mendapatkan "panggilan jiwa".Selain itu,ia juga seorang pecinta kopi dengan dosis tinggi tentunya."kopi ibarat minyak pada rantai dan gerigi",katanya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Anak Tani Tak Makan Nasi

6 September 2022   20:32 Diperbarui: 6 September 2022   20:35 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

kemuning emas menunduk khidmat

datang pula benteng besi dari barat

baris demi baris mulai merapat 

mengacungkan mesin pembunuhnya

bulir demi bulir emas jatuh 

mereka bersimbah dalam lumpur merah

air mata dan darah

caping dan cangkul tak lagi berbau kayu

tak lagi ada sesosok penuh peluh itu

tak lagi ada tanah pada baju

hanya ada sorot mata sayu


si sulung mendekap erat si bungsu

menadahkan wajah pada langit yang tak lagi biru

kak,ayah kemana? kenapa semuanya tidur? kenapa merah semua?

dengan linang air mata

merefleksikan si merah menyala nyala

pergi tanpa ada lagi orang untuk di pamiti

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun