Mengutip dari kisah seorang pria dengan ketulusan cintanya. MENANTI CINTA SEJATIMR Gombloh atau pak Arifin, pria setia yangg menanti sang kekasih kembali dari tahun 1970an hingga tahun 2021 di sudut kawasan Kayu Tangan kota Malang hingga akhir masa hayatnya.
Dikisahkan, Kakek Arifin hampir setiap hari berada di tempat yang sama di kawasan Kayu Tangan kota Malang, beliau duduk di emperan sebuah toko dengan maksud menunggu sang kekasihnya datang. Penantian yang panjang itu sudah dilakukannya semenjak tahun 1970an, menurut cerita si kakek, beliau terpisah dengan kekasihnya ketika terjadi peristiwa/konflik politik di kota Malang.
Pasangan ini saling berjanji akan bertemu kembali jika situasi kota sudah aman, mereka berjanji bertemu di tempat itu, tempat yang sama di mana selama puluhan tahun pak Arifin menunggu kekasihnya datang.
Kakek Arifin menepati janjinya, beliau terus saja menunggu. Namun sayang, sang kekasih tak kunjung tiba untuk menepati janjinya, tak diketahui apa alasan sang kekasih tidak pernah tiba di tempat itu, bahkan keberadaannya pun si kakek tidak mengetahuinya. Apakah masih hidup atau sudah meninggal?
Meski sudah berpuluh tahun menunggu kekasihnya yang belum juga tiba di tempat itu, beliau tidak menyerah. Kakek Arifin masih percaya suatu saat nanti kekasihnya akan datang menepati janji yang pernah mereka sepakati. Namun sampai ajal sang kakek menjemput, sang kekasih tidak pernah tiba di tempat itu.
Sebuah cinta yang mungkin sudah jarang ditemukan di dunia. Cinta yang tak pernah pudar oleh waktu, kekuatan cinta untuk menunggu, hingga takdir memaksa waktu untuk membuatnya berhenti. Kakek Arifin berpulang, menemui cintanya yang abadi.
Semoga mereka dipertemukan pada sebuah dunia yang lain, yang kekal tanpa perpisahan.
Di tulis kembali oleh ardian kurniawan santoso
diedit kembali oleh zia novi ristanti
foto oleh muhammad nur yusro