Mohon tunggu...
Astriana
Astriana Mohon Tunggu... Freelancer - Pengarang

Review, sastra, diktat kuliah, mental health

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Demi Dirimu Sendiri, Setop Menjadi People Pleaser!

2 November 2020   20:13 Diperbarui: 11 November 2020   17:30 803
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
People pleaser mengutamakan kepentingan orang lain di atas kepentingan dirinya sendiri (Sumber: Freepik/cookie_studio)

Kesehatan mental adalah hal krusial bagi manusia. Orang dengan mental yang waras akan mampu berpikir jernih dan membuat keputusan yang tepat sasaran.

Akan tetapi, dalam lingkungan yang berbeda beberapa orang memiliki penyimpangan mental yang tidak teratasi. Siapakah salah satunya? Dia adalah people pleaser

Sebagian orang mengartikan people pleaser adalah orang yang suka meminta maaf terlebih dahulu. Akan tetapi, lebih kompleks dari itu people pleaser adalah orang yang memilki usaha berlebih agar diterima di suatu kelompok tanpa memedulikan batas kesanggupannya.

People pleaser bisa disebut sebagai manusia dengan seribu kewajiban dan satu hak. 

Dia juga sangat bergantung pada pandangan orang lain terhadapnya. Hal inilah yang bisa memunculkan sebuah manipulasi hubungan di mana people pleaser akan dimanfaatkan oleh si manipulator dengan mudah.

Mengapa demikian? Karena tanpa disadari nilai-nilai yang salah telah diadaptasi menjadi unit kebudayaan dalam dirinya.

Harriet B. Braiker mengungkapkan bahwa people pleaser adalah orang yang memiliki penyakit untuk menyenangkan orang lain atau people-pleasing syndrome yang merasakan kebutuhan kompulsif bahkan adiktif untuk menyenangkan orang lain.

Pola emosi yang salah semacam ini menjadikan people pleaser tidak memiliki cara untuk mengendalikan diri dan terus teradiksi pada kebutuhannya dalam menyenangkan orang lain. Mereka akan merasa dihargai dan disayangi ketika bisa memenuhi kebutuhan orang lain. Meskipun hal tersebut melewati batas kesanggupannya atau bahkan merugikan dirinya sendiri. [1]

People pleaser dapat ditemui dalam hubungan kerja, pertemanan, atau asmara. Lalu apakah Anda seorang people pleaser di salah satu hubungan tersebut?

Jika masih bingung, maka identifikasilah diri Anda sendiri melalui lima indikasi yang menunjukan bahwa seseorang adalah people pleaser, yaitu: 

1) Selalu mengatakan iya tidak bisa berkata tidak. Seringkali people pleaser menyetujui sesuatu bukan karena dia setuju melainkan agar disukai orang lain. 

2) Selalu berusaha memecahkan masalah orang lain, inilah kenapa saya menyebut people pleaser sebagai manusia dengan seribu kewajiban dan satu hak. 

3) Selalu meminta maaf bahkan ketika dia tidak melakukan kesalahan. Meminta maaf menjadi aksi untuk memberikan kesan bahwa dia adalah orang yang baik dan tidak menyebalkan (menyenangkan). 

4) Menghindari konflik. People pleaser dikendalikan oleh anggapan orang lain terhadap dirinya. Untuk itu dia tidak berani memberi kritikan apalagi jika hal tersebut menjadikannya terlihat tidak menyenangkan bagi sebagian orang. Dia lebih memilih diam dan mendukung argumen paling dominan. 

5) Tidak mengakui perasaan yang terluka. Hal ini tentu membatasi hakikat manusia sebagai seseorang yang bebas dan berhak berekspresi. Beban perasaan yang terus ditahan akan berdampak pada masalah kesehatan mental yang lebih serius seperti stress, depresi, hingga gangguan kecemasan.

Lalu bagaimana people pleaser selalu dimanfaatkan?

Seorang manipulator hubungan tidak perlu bersusah payah untuk mengeksploitasi people pleaser. Ia hanya perlu memanfaatkan lima indikasi di atas kemudian memberikan imbalan dalam bentuk kalimat, “Ya, Anda adalah teman yang baik. Saya senang berteman dengan Anda.” Begitulah kemudian people pleaser merasa menjadi pribadi yang utuh.

Bahaya terbesar menjadi people pleaser adalah menjadi si baik yang bodoh yakni ketika dirinya sadar bahwa orang lain hanya mengeksploitasinya dan tidak benar-benar menerima atas dasar pertemanan. 

Akan tetapi ia tetap ingin menyenangkan banyak orang.  Berhenti menjadi people pleaser bukan hal mudah tetapi tetap bisa dilakukan. Saya setuju dengan pemikiran saya “Mental harus dilawan dengan mental.” 

Maka, hal paling utama yang harus dilakukan people pleaser adalah menjadi berani untuk menentang nilai-nilai yang salah dalam dirinya. Dengan cara sadar bahwa menjadi orang yang dimanfaatkan bukan sesuatu yang istimewa dan tidak akan pernah istimewa. 

Setelah melakukan aksi sadar, people pleaser harus membuat peraturan seperti: mulai bekerja sama dengan diri sendiri, tidak bergantung pada anggapan orang lain, menjadi tegas dalam mengambil keputusan, dsb. Selanjutnya people pleaser harus berani mengatakan tidak untuk hal-hal yang beresiko merugikan diri sendiri.

Selektiflah dalam menolong orang. Milikilah mental yang ideal untuk mendapat kualitas hubungan yang baik pula.

Jangan menghabiskan waktu untuk menjadi si baik yang bodoh. Tetapi berubahlah menjadi si baik yang cerdas. Dengan begitu manipulator Anda akan berhenti mengeksploitasi diri Anda dan tentunya hak serta kewajiban Anda akan seimbang.

  • Referensi: Braiker, Harriet B. 2004. Who’s Pulling Your Strings. Publisher:  McGraw-Hill

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun