Mohon tunggu...
Ardi
Ardi Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru Swasta Mengabdi 12 Tahun

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Seberapa Pentingkah Pendidikan di Mata Generasi Z dan Alpha?

15 September 2022   00:12 Diperbarui: 15 September 2022   00:18 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Generasi Z adalah orang-orang yang lahir pada tahun 1997 hingga 2012. Sedangkan generasi Alpha adalah orang-orang yang lahir diatas tahun 2012. Mereka merupakan generasi yang hidup dimana kecanggihan teknologi sudah di depan mata. Tak ayal, banyak hal dapat terselesaikan dengan instan berkat kecanggihan teknologi.

Anggapan bahwa setelah menyelesaikan pendidikan, ujung-ujungnya jadi karyawan, agaknya telah melekat pada generasi mereka. Mereka sendiri banyak menyaksikan hal serupa. Misalkan seorang pedagang sukses yang hanya tamat Sekolah Dasar. Atau seorang youtuber yang berhasil mengumpulkan pundi-pundi kemewahan dari konten yang ia buat. Atau seseorang yang mendadak sukses hanya karena sebuah video miliknya yang viral.

 Hal-hal inilah yang mempengaruhi sebagian besar generasi mereka menjadi kurang percaya lagi pada pendidikan. Hal lainnya yang mereka lihat juga, banyak tamatan sarjana yang masih belum punya pekerjaan. Lantas, bagaimana seorang guru dapat menggerus stigma yang beredar ini di kalangan mereka? Agar kembali lagi kepercayaan mereka terhadap pentingnya sebuah pendidikan?

Pertama. Tanamkan kembali tujuan menuntut ilmu. Bahwa duduk di bangku sekolah bukan hanya untuk mengejar kesuksesan. Melainkan untuk mendisiplikan pekerti juga. Hidup tidak melulu memikirkan bagaimana mengenyangkan perut. Tapi hidup itu bagaimana menjaga perasaan orang lain, bagaimana menularkan contoh positif kepada orang lain, dan hidup itu bukan untuk mementingkan diri sendiri.

Kedua. Menghadirkan figur orang-orang yang berpengaruh besar bagi orang-orang disekitarnya. Umumnya, dua generasi ini lebih banyak belajar atau cepat menyimpulkan sesuatu dari apa yang dilihatnya langsung. Maka hadirkanlah sosok inspiratif di tengah-tengah mereka, dimana mereka bisa mengambil pelajaran langsung dari narasumber.

 Ya, generasi alpha yang saat ini menginjak usia Sekolah Dasar, cocok bagi mereka dibuat kelas inspirasi. Jadi, kelas inspirasi ini adalah pertemuan sebulan sekali atau dua bulan sekali (sesuai kebijakan pihak sekolah) bersama nara sumber inspiratif. Pertemuan ini bertujuan untuk menularkan semangat belajar kepada mereka. Jadi, setelahnya, mereka akan punya semangat baru setelah mendengar pemaparan dari nara sumber.

Siapa saja narasumber yang dapat dihadirkan? Seseorang yang dengan sekolah hingga jenjang pendidikan tinggi, mampu membuat bangga banyak orang. Berharga di mata orang lain. Misalkan seorang pilot dengan pakaian dinasnya yang lengkap. Ia akan bercerita petualangannya menerbangkan pesawat hingga ke banyak negeri. Pemaparan ini juga dilengkapi dengan gambar-gambar yang ditampilkan melalui layar infokus atau layar lebar.

Waah, pasti seru, kan buat mereka? Apalagi dibarengi dengan suara pesawat yang terdengar dari dekat, menambah hidupnya suasana. Nah, pertemuan berikutnya menghadirkan orang yang berbeda lagi, misalnya seorang gubernur dengan pakaian dinasnya, atau seorang polisi dengan seragam dinasnya, atau tentara yang memakai baju kerja, dan lain-lain.   

Ketiga. Mengajarkan untuk percaya diri. Sikap percaya diri itu penting untuk dimiliki oleh mereka. Yang mana nantinya dengan sikap percaya diri ini mampu mengeluarkan potensi yang mereka punyai. Ini cocok diajarkan kepada generasi z yang saat ini menduduki bangku sekolah menengah pertama  dan menengah atas.

Mereka sudah harus bisa mengenali diri mereka sendiri. Apa potensi yang mereka punya, dan apa pula kelemahan yang ada pada diri sendiri. Nah, dengan kepercayaan diri yang mereka punyai, diharapkan dapat mendorong potensi diri, dan memperbaiki kelemahan yang ada pada diri sendiri.  

Semoga bermanfaat

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun