Subjek, predikat dan objek merupakan unsur dalam pembuatan kalimat. Tapi ada juga kalimat yang hanya terdiri dari subjek dan predikat saja. Ada predikat yang membutuhkan objek dan ada pula yang tidak membutuhkan objek.
Misalnya kalimat "saya sedang tidur," dalam bahasa arab "anaamu." Kata "saya" berperan sebagai subjek dan "tidur" menjadi predikatnya. Kalimat ini tidak memerlukan objek karena ketika kalimat itu diucapkan, orang bisa memahaminya.
Contoh lainnya kalimat "saya mengambil sebuah kitab" dalam bahasa arab menjadi "aakhudzu alkitab." Kalimat ini membutuhkan objek karena kata kerja yang dipakai membutuhkan objek. Jika ditulis kalimat "saya mengambil" saja tentu masih menyisakan tanda tanya pada orang yang membacanya atau mendengarnya.
Orang akan bertanya, "mengambil apa?" atau "apa yang diambil?" Berarti kalimat tersebut masih belum sempurna. Nah, penyusunan kalimat dalam bahasa arab itu hampir sama seperti menyusun kalimat dalam bahasa Indonesia.
Yang berbeda adalah penulisan kalimat dalam bahasa arab ada yang disebut "jumlah ismiyah" (kalimat yang diawali dengan kata benda) dan ada pula yang disebut "jumlah fi'liyah" (kalimat yang diawali dengan kata kerja.) Â
Contoh jumlah ismiyah seperti "Albaitu Jamiilun" artinya rumah itu indah. Subjeknya "albaitu" dan "jamiilun" sebagai predikatnya. Adapun jumlah fi'liyah, contohnya "yadzhabu khoolid" artinya kholid pergi. Kata "yadzhabu" sebagai predikat yang terletak di awal. Â
Semoga bermanfaat