Aktifitas kecil bahkan dianggap sepele ini kini mulai terbilas masa. Padahal jika kegiatan ini dilestarikan, akan berdampak positif pada perkembangan sikap anak didik. Berikut empat hal kecil tersebut:
Pertama, guru menunggu kedatangan siswa di depan gerbang sekolah. Acap terlihat tugas ini digantikan oleh petugas keamanan sekolah. Bahkan ada juga saya lihat sekolah yang tidak memiliki petugas keamanan malah tidak melakukannya. Hal ini tentu menjadi pertanyaan besar. Apa sebab?
Apakah menjadi seorang guru membuatnya harus menaikkan gengsi besar-besaran hingga malu menunggu siswa di depan sekolah? Klasik memang membicarakan hal ini. Tapi sesuatu yang dipandang sangat ringan ini ternyata mempunyai nilai jual yang luar biasa. Masyarakat sekitar akan menilai sekolah tersebut adalah lembaga pendidikan yang mengajarkan pentingnya arti menghormati siswa.
Perhatian yang besar dari masyarakat sekitar terhadap sekolah dapat menaikkan citra sekolah itu sendiri. Penyambutan dilakukan biasanya untuk menerima tamu-tamu yang terhormat. Jika guru memperlakukan siswanya dengan hormat, maka bukan tidak mungkin siswa juga akan menghormati gurunya lebih dari itu.
Kedua, guru mengarahkan siswa mengutip sampah sambil berjalan menuju kelas. Sebuah atau dua buah sampah kecil sudah cukup untuk mengurangi kotornya halaman sekolah. Jika setiap siswa mengambil sebuah atau dua buah saja, sampah-sampah kecil takkan terlihat lagi berhamparan di halaman sekolah.
Ini dapat membentuk karakter siswa. Jika di sekolah ia sudah terbiasa memungut sampah yang terlihat di depan mata, bukan tidak mungkin kebiasaan itu akan dibawanya sampai ke rumah. Sehingga ia akan merasa risih kala melihat rumahnya terdapat sampah.
Ketiga, memeriksa kelengkapan siswa sebelum masuk ke kelas. Berbaris rapi dan memeriksa segala atribut siswa. Biasanya ini terlihat pada jenjang sekolah dasar. Padahal kegiatan ini juga sangat baik dilakukan hingga jenjang pendidikan menengah atas. Karena dengan begitu anak-anak akan memulai belajar dengan sikap disiplin. Harapannya agar sikap disiplin itu terbawa hingga ke kelas dalam kondisi belajar.
Menanyakan siswa yang tidak hadir juga bentuk lain dari sikap peduli guru pada siswa. Ini mengantisipasi kenakalan siswa yang bolos datang ke sekolah. Jika ada siswa yang tidak hadir tanpa adanya keterangan, maka guru khususnya wali kelas menghubungi orang tua yang bersangkutan.
Yang dikhawatirkan adalah siswa tersebut sudah pamit untuk berangkat ke sekolah, padahal ia tidak berada di sekolah. Jika terjadi hal buruk dengan siswa tersebut diluar sana, maka pihak sekolah-lah yang akan ditanyakan. Â
Keempat, mengucap salam saat berjumpa. Tidak harus siswa yang memulainya. Bukankah konsep awal seorang guru adalah orang yang digugu dan ditiru? Jika guru menunggu siswa mengucapkan salam baru membalasnya, maka bukan tidak mungkin siswa akan melakukan hal yang serupa, yaitu menunggu sang guru untuk mengucapkan salam. Janganlah menunggu hingga siswa mengucap lebih dulu. Awali dengan senyum lalu ucapkan salam. Semoga bermanfaat.