Mohon tunggu...
Ardi
Ardi Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru Swasta Mengabdi 12 Tahun

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Guru, Hindari Enam Laku Buruk Ini

10 April 2018   23:21 Diperbarui: 10 April 2018   23:42 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(srilinda.wordpress.com)

Masih melekat di ingatan saya akan kasus menganiaya guru beberapa bulan lalu. Setelahnya, berseliweranlah opini masyarakat menilainya. Secara umum, kebanyakan menyalahkan sang murid dengan alasan tidak tahu dididik. Namun ada juga yang membela dengan dalih tidak adil jika hanya siswa saja yang dihakimi.

Opini itulah yang melatarbelakangi penulisan ini. Bukan berarti penulis mencari-cari kesalahan, namun guru juga manusia yang tidak sempurna dalam tingkah laku.   Berikut beberapa hal janggal yang tidak patut dilakukan guru:

Pertama, meninggalkan kelas sebelum jam mengajar selesai. Guru adalah sebuah profesi. Layaknya dokter, arsitek, pegawai dan lain-lain. Mempunyai kontrak kerja yang harus dipatuhi. Tentu akan berbeda hasil yang dicapai dengan guru yang memaksimalkan waktunya hingga jam mengajarnya usai. Bahkan walau tersisa satu menit lagi. Mengawasi siswa di dalam kelas juga dapat menjadi penilaian tersendiri bagi mereka.

Kedua,mengeluarkan siswa sebelum pergantian mata pelajaran.Materi yang diajarkan sudah selesai namun bel pergantian jam mengajar belum juga berbunyi. Mungkin anda sudah tak sabar untuk berganti kelas atau istirahat sebentar di ruang guru. Jika anda mengeluarkan siswa sebelum waktunya, maka suara ribut mereka akan mengganggu kelas lain yang masih belajar. Bukan hanya satu kelas tapi banyak.

Jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, mereka sepenuhnya masih tanggung jawab anda pada jam mata pelajaran anda. Baiknya adalah menahan mereka sejenak hingga jam mengajar di kelas itu selesai. Anda dapat mengisinya dengan evaluasi umum atau mengadakan quiz yang berkaitan dengan materi yang baru disampaikan.

Ketiga, tidak menyiapkan perangkat pembelajaran. Secara umum perangkat pembelajaran adalah program kegiatan anda mengajar selama satu tahun pelajaran pada masing-masing kelas. Memang bukan mudah mempersiapkannya, tapi itu adalah tuntutan. Bahkan ada sekolah yang mengeluarkan gurunya dari kelas karena tidak mempunyai perangkat pembelajaran.

Sekarang, perangkat pembelajaran adalah syarat utama bagi guru untuk bisa mengajar di kelas. Bahkan pemerintah menjadwalkan beberapa bentuk pelatihan untuk memiawaikan  para guru dalam hal ini. Menekuni profesi guru harus mengikuti irama pendidikan yang berlaku.

Keempat, menggunakan alat komunikasi di kelas. Media sosial dengan beragam jenisnya sangat menggoda pengguna gawai. Tidak pandang usia dan profesi. Guru juga manusia yang 'doyan' bersosial media. Bukan tidak mungkin bisa kecanduan memakai gawai.

Nah, jika ada guru yang masih belum bisa lepas dari gawainya hingga saat mengajar sekalipun, maka guru ini dikhawatirkan tidak maksimal dalam mengajar. Sebaiknya adalah tidak membawa alat komunikasi saat mengajar.

Kelima, berteman dengan siswa di media sosial. Sah-sah saja jika guru menganggap muridnya sebagai teman. Tapi tentu ada batasnya. Penggunaan media sosial selain untuk memberi atau menerima informasi, acap kali dijadikan ajang curhat dan tebar pesona.

Menganggap teman bukan berarti mengetahui seluk beluk laku pribadi. Ini dapat memicu sikap meremehkan guru. Merasa lebih karena sudah dianggap akrab, yaitu orang yang dekat dengannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun