Mohon tunggu...
Ardi
Ardi Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru Swasta Mengabdi 12 Tahun

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

"Problem Solving" dan Sebuah Keberagaman

4 April 2018   14:41 Diperbarui: 4 April 2018   14:55 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
spacebetween.center

"Mulutmu adalah harimaumu." Begitulah salah satu pribahasa terkenal. Ungkapan atau pribahasa tersebut mempunyai arti luas. Harimau adalah hewan buas yang mudah menerkam mangsanya yang terburu dengan kekuatan dan cakar yang mumpuni dimilikinya.

Ibaratkan lisan manusia yang bisa menjadi seekor harimau bagi pemiliknya. Lidah juga bisa menjadi senjata bagi empunya. Bahkan lidah lebih sakit menusuk hati daripada sebuah senjata tajam yang melukai anggota badan. Termasuk prilaku menyindir. Ini menyakitkan.

Jika sindiran tersebut bermaksud untuk memuji, menurut saya tidak masalah. Namun jika sindiran itu bermaksud menghina, sebaiknya pikirkan dulu sebelum bertindak. Tidak semua orang mampu menangkap arti sindiran anda. Dan tidak semua orang juga bodoh dengan sebuah sindiran. Karena sebuah sindiran dapat melukai hati orang bahkan banyak orang.

Saya pernah mendengar sebuah petuah dari orang lain yang berbeda suku dengan saya. Ia mengatakan "lebih baik kita ngomong blak-blakanapa adanya walau buruk tapi di depan orangnya, daripada menggunjing dibelakangnya." Ya, mengatakan keburukan seseorang di belakang orang tersebut adalah bukan sifat ksatria, menurut saya.

Masing-masing daerah punya semboyan hidup yang berbeda. Beberapa tahun saya tinggal dengan mereka yang berbeda suku dengan saya. Mungkin inilah hikmah dari keberagaman suku yang ada di negara ini. Bahwa banyak prilaku diluar budaya sendiri yang bisa diambil menjadi pelajaran.

 

Kelanjutannya, ia juga mengatakan bahwa lebih baik 'berkelahi' sekarang untuk menuntaskan sebuah perkara daripada terus-menerus memendam kebencian. Berkelahi disini punya arti kata yang luas. Bukan harus kontak fisik untuk memecahkan masalah. Tapi lebih kepada menghadapi masalah dengan segera dan cara yang baik.

Masalah tuntas dan tak ada lagi kerisauan setelahnya. Ada banyak cara menyelesaikan masalah. Salah satunya seperti yang saya dapat dari pengalaman saya merantau di tempat yang berbeda daerah. Inilah nusantara yang punya seabrek keunikan dan budaya. Semua terpulang pada diri masing-masing untuk mengambil pelajaran yang baik.

 Semoga bermanfaat. Salam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun