Mohon tunggu...
Ardi
Ardi Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru Swasta Mengabdi 12 Tahun

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

5 Cara Agar Pesan 'Sadar Bencana' Tersampaikan dengan Baik Melalui Radio

2 Juli 2017   13:03 Diperbarui: 2 Juli 2017   13:33 596
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Bencana Alam di Indonesia

Indonesia rawan bencana. Setidaknya itulah kalimat yang menggambarkan keadaan negeri ini di tahun 2014 silam. Dikutip dari laman Wikipedia.org bahwa di tahun tersebut telah terjadi bencana alam sebanyak 1.525 kali yang menyebabkan 566 orang tewas, ratusan bangunan umum rusak, 51 ribu rumah rusak, dan sebanyak 2,66 juta jiwa mengungsi dan menderita. Kebakaran hutan dan lahan, banjir, longsor dan banjir bandang adalah bencana yang banyak terjadi. Kerugian ekonomi juga dirasakan negeri ini hingga mencapai puluhan trilyun rupiah. Masih di tahun yang sama sebanyak 60 persen dari total korban meninggal akibat bencana yang disebabkan oleh longsor.

Sumber lain. Dikutip dari laman Indonesia-investment.com berdasarkan data analisis yang diperoleh, bahwa Indonesia mengalami guncangan dari letusan gunung berapi besar dan mengakibatkan korban jiwa, rata-ratanya setiap 15-20 tahun sekali. Mengalami gempa bumi rata-rata di setiap tahunnya dengan kekuatan 7 skala richter atau lebih yang menyebabkan korban jiwa dan rusaknya infrastruktur juga lingkungan hidup. Pada tahun 2004, bencana alam tsunami hingga menewaskan 167.000 orang di Aceh dan mengakibatkan perpindahan lebih dari setengah juta orang karena ribuan rumah disingkirkan oleh air lautnya.  

Besarnya angka kematian yang disebabkan karena seringnya terjadi bencana alam memaksa semua pihak untuk sama-sama memikirkan langkah kedepan agar meminimalisir terjadinya bencana. Manusia sebagai pelaku aktivitas perlu sadar akan pentingnya menjaga lingkungan. Lingkunganlah sebagai sumber kehidupan. Jika bukan kita, siapa lagi yang akan menjaganya?

Peran Radio Dalam Meminimalisir Risiko Bencana Alam

Radio sebagai media hiburan juga berperan sebagai media edukasi. Tidak semua penduduk Indonesia memiliki televisi atau media komunikasi yang mampu dengan cepat menyampaikan pesan. Penduduk yang masih mendiami area perkampungan, masih memanfaatkan radio sebagai media mencari berita. Bagaimana agar penduduk yang jauh dari keramaian kota pun mampu mengetahui pentingnya menjaga lingkungan hidup. Berikut cara memaksimalkan media radio sebagai penyampai pesan:

1. Membuat himbauan sadar bencana

Spot atau iklan putar adalah salah satu produk radio yang ditawarkan kepada publik yang ingin menyampaikan pesan singkat lewat radio. Durasi pemutarannya juga tidak lebih dari 2 menit. Tuangkan kreatifitas anda saat membuat spot. Intinya adalah pesan itu sampai ke pendengar dan mampu mempengaruhi pendengar untuk sadar akan bahaya bencana alam dan tahu meminimalisir terjadinya.

2. Memutar spot atau himbauan pada prime time

Prime time adalah waktu dimana banyak pendengar yang sedang mendengarkan radio. Misalnya ketika menjelang berbuka puasa atau menjelang imsak di bulan ramadan. Masing-masing daerah mempunyai prime time tersendiri. Dengan begini spot yang diputar akan banyak didengarkan.

3. Membuat sandiwara radio.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun