Mohon tunggu...
Ardhansyah PML
Ardhansyah PML Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang Mahasiswa Fakultas Pertanian

Sedang belajar menulis,bahasa inggris dan berkebun.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bicara

5 Desember 2020   16:04 Diperbarui: 5 Desember 2020   16:12 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Oh ini aku bawakan untukmu dan Ibumu dodol Garut”. Won mengulungkan oleh-oleh kepada Wen.

“Wah,terimakasih ya,sudah lama aku gak makan dodol Garut ini”. Wen sambil membuka plastik bungkus dodol Garut.

            Waktu berlalu kian cepat,tak terasa kini Won dan Wen telah dewasa. Dipandangnya foto yang terpajang di dinding ruang tamu. Foto kenangan masa kecil mereka.

“Nah,sudah siap nih Teh spesial buatan Wendy ganteng”. Wen membawa Teh dan makanan

“Wah,pasti nikmat ini. Maaf ya,aku lihat-lihat foto kenangan masa kecil dulu”. Won mengamati dengan cermat setiap momen di foto itu.

 “Oh iya Ibumu mana Wen? Aku rindu dengan masakannya yang enak”. Tanya Won kepada Wen.

“Eee..Anu Won Ibuku....”.  Wen tiba-tiba menjadi gagap.

“Kenapa Ibumu Wen? . Tanya Won cemas.

“Ayo ikut Aku ke kamar Ibuku”. Wen mengajak Won ke kamar Ibunya.

“Tok tok... Ibu ini Wen sama Won mau masuk kamar Ibu”. Wen mengetuk pintu kamar Ibunya.

Wen membuka pintu kamar Ibunya yang tidak dikunci. Terlihat seorang wanita paruh baya yang sedang duduk di kursi sambil menatap keluar jendela. Tak keluar satu patah kata pun dari wanita itu. Wanita paruh baya itu adalah Ibu Wen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun