Mohon tunggu...
ardhani prameswari
ardhani prameswari Mohon Tunggu... Guru - guru

seorang yang sangat menyukai photography

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pentingnya Membangkitkan Cinta Tanah Air

11 Agustus 2020   02:37 Diperbarui: 11 Agustus 2020   02:38 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang pegiat anti radikalisme pernah menyebut bahwa di Indonesia ada tiga macam radikalisme. Pemahaman pertama adalah radikalisme keyakinan; dimana radikalisme jenis ini adalah seseorang atau satu pihak menilai orang lain (yang berbeda) itu kafir. Yang paing sering diucapkan oleh orang-orang pada katagori ini adalah seseorang (yang berbeda itu ) akan masuk neraka kecuali kelompoknya.

Radikalisme kedua menurutnya adalah radikalisme yang merupakan tindakan (action). Pada katagori ini dia mencontohkan Jamaah Da ansharut Daulah (JAD) sebagai contoh. JAD cenderung menghalalkan segala cara sebagai cara untuk membela agama. Kita tahu banyak sekali contoh pengikut JAD yang melakukan bom bunuh diri di beberapa tempat yang menurutnya tidak sejalan dengan agama atau keyakinannya. Pelaku umumnya meyakini bahwa apa yang dilakukannya mulia meski  dia juga harus berkorban nyawa. Contoh yang paling kentara adalah bom di dekat Plaza Sarinah, jl Thamrin pada awal  tahun 2016 yang menyasar sekitar kedai kopi Starbuck dan pos polisi di sebarang gedung. Dua ledakan itu  menewaskan delapan tewas termasuk pelaku dan puluhan orang mengalami luka luka.

Radikalisme katagori ketiga adalah radikal dalam bentuk politik. Ini kelompok yang ingin mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi khilafah. Celakanya, bentuk radikalisme katagori ini cenderung membesar karena ditularkan melalui pengajian-pengajian ekslusif, beberapa legiatan ekstra kulikuler di sekolah menengah sampai kampus. Radikalisme dalam bentuk ini sangat memgkhawatirkan karena terekam erat di benak generasi muda. Hal ini mungkin bisa kita amini setelah membaca beberapa penelitian soal radikalisme di perguruan tinggi yang mungkin hasilnya membuat kita mengelus dada.

Jadi jika kita melihat ancama radikalisme jangan hanya melihat hal-hal yang ada di permukaan saja, melainkan akar-akar yang sudah menyebar di berbagai kalangan masyarakat. Jika dibiarkan terus tiga katagori ini akan mengaburkan cita-cita kemerdekaan Indonesia dan lambat laun, Indonesia akan terpecah belah.

Lalu, apa yang harus kita siapkan untuk mencegah hal ini?

Hal yang paling tepat adalah memastikan lingkungan kita bebas dari tiga katagori ini. Lingkungan keluarga, lingkungan tempat tinggal kita, lingkungan sekolah anak-anak kita dan berbagai lingkungan yang ada di sekitar kita.

Mengingatkan pada sejarah pembentukan negara Indonesia adalah contoh kecil yang bisa bermakna dan berdampak besar. Mungkn banyak beberapa generasi muda yang tidak paham sejarah sampai detail sehingga mereka sering terjebak pada pikiran-pikiran radikal yang tidak perlu dan merugikan orang atau pihak lain. Bersinergi dengan beberapa pihak soal membangkitkan cinta tanah air yang penuh toleransi adalah hal lain yang juga perlu dilakukan untuk menjaga kemerdekaan Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun