Mohon tunggu...
ardhani prameswari
ardhani prameswari Mohon Tunggu... Guru - guru

seorang yang sangat menyukai photography

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hindari Intoleransi di Dunia Pendidikan

14 Januari 2020   06:30 Diperbarui: 14 Januari 2020   06:35 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dua tahun lalu, Menteri Ristekdikti (kementrian lama) mengatakan bahwa beberapa dosen perguruan tinggi di Semarang, Surabaya, Bandung dan Solo ditemukan berpaham radikal dan hendak mengubah ideology Pancasila dan anti NKRI.

Beberapa waktu kemudian seorang pejabat dari instansi berwenang soal terorisme juga menyatakan kontenyang kurang lebih sama dengan menteri tersebut malah tidak menyebut nama universitasnya. 

Dia mengatakan bahwa intoleransi dan radikalisme sudah masuk ke beberapa kampus melalui Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan Unit Kerohanian Islam. Mereka cenderng vocal melontarkan hal-halyang berbau intoleran dan radikal.

Sontak banyak pihak merasa gerah dengan ucapan Menteri dan pejabat tersebut dan memberikan beberapa reaksi . Reaksi paling keras dari salah satu perguruan tinggi yang merasa pejabat tadi berlebihan dalam mengemukakan keterlibatan (atau paling tidak simpati) beberapa bagiannya kepada faham radikal. Mereka sampai melakukan konferensi pers untuk menepis anggapan itu.

Pada kenyataannya, suka atau tidak suka memang banyak bagian dari kampus yang terpapar intoleransi sampai radikalisme. Memang tidak terlihat sebagai halyang radikal. 

Tapi faham intoleransi atau apapun namanya adalah hal yang berbeda dari hal yang kita alami dan kerjakan sekarang, yaitu bergaul dengan kelompok yang berbeda suku, agama dan ras. Memberi pertolongan kepada siapa saja dan bersikap ramah kepada mereka.

Intoleransi, menghentikan nyaris semua sikap elok itu karena dalam faham intoleran seseorang dilarang bersimpati kepada pihak lainyang berbeda dengan mereka semisal berbeda agama, ras dan berbeda etnis.

Malah ada seorang mahasiswa yang tidak lagi akrab dengan ayah ibunya karena ortunya tidak menganut faham yang seperti anaknya tersebut.

Fenomena ini tentu saja merupakan hal yang tidak semestinya terjadi pada dunia pendidikan dan masa depan kita sebagai bangsa. Karena sebenarnya pendidikan adalah pintu dimana akal budi terbuka lebar dan ditanamkan sejak dini. 

Sehingga jika akal budi itu dikenalkan sejak dini maka akan menghasilkan anak-anak berbudi tidak saja pada lingkungan terdekatnya tapi juga kepada masyarakat luas dan negara.

Begitu juga dengan mereka yang ingin mengubah faham Pancasila dengan faham agama tertentu adalah salah satu indicator dimana intoleransi kian kuat ada di sekeliling kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun