Mohon tunggu...
ardhani prameswari
ardhani prameswari Mohon Tunggu... Guru - guru

seorang yang sangat menyukai photography

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Keramahan Kita dan Toleransi

27 Desember 2019   05:54 Diperbarui: 27 Desember 2019   06:10 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam Sebuah talkshow di radio, saya pernah mendenar seorang narasumber yang merupakan akademisi sosiologi ditanya oleh pewawancara di studio. Pertanyaannya kurang lebih adalah, kenapa beberapa teroris yang 'bersembunyi' di Indonesia ? Saat itu masih ada Noordin M. Top yang bukan warga Indoensia diketahui bersembunyi di Indonesia tapi belum tertangkap.

Pertanyaan itu dijawab oleh sosiolog itu dan dia mengatakan bahwa karena masyarakat kita punya sifat ramah kepada orang lain (termasuk orang baru) bersahabat. Masyarakt kita juga sering sangat toleran kepada kebiasaan-kebiasan asing yang mungkin sebelumnya belum dikenalnya.

Ramah, toleran, bersahabat, itulah ciri masyarakat kita. Itulah sebabnya, beberapa 'pengaruh asing' dengan mudah masuk ke masyarakat Indonesia. Mungkin kita ingat para pedagang Gujarat yang mampir ke Nusantara. Tujuan orang Gujarat yang berasal dari India dan beragama Islam itu berdagang di pesisir pantai Nusantara dengan orang-orang lokal. Ketika melakukan kegiatan perdagangan itu, mereka melakukan shalat lima waktu dan sebagainya. Penduduk lokal penasaran dan kemudian mereka bertanya dan meniru shalat orang Gujarat dan kemudian masuk Islam.

Orang-orang yang sebelumnya masih dinamisme dan animism tidak merasa terganggu dengan kebiasaan itu karena buktinya mereka tidak melarangnya. Mereka bersikap toleran akan kebiasaan baru dan menyesuaikan dengan lingkungan mereka. Dari ilustrasi di atas kita sadar bahwa bangsa kita tidak tertutup terhadap hal baru, tapi bersifat toleran dan menerima pengaruh luar. Namun semua pengaruh itu diolah dengan kearifan budaya masing-masing sehingga diterima oleh banggsa kita.

Bangsa kita adalah bangsa yang luar biasa majemuk karena negara kita luar biasa besar, teridri dari belasan ribu pulau, ratusan bahasa lokal, juga etnis dan kepercayaan.  Seperti yang sudah disebutkan di atas, masyarakat Nusantara telah terbukti selama beradab-abad memancarkan karakter toleran dalam menjalani kehidupan. Karakter atau watak toleran ini kemudian membentuk masyarakat yang ramah dan terbuka, sehingga menciptakan kehidupan masyarakat yang harmonis, saling menghargai di tengah segala perbedaan.

Sebuah ironi terjadi ketika faham radikalisme dan mula-mula mungkin intoleransi merambah bangsa kita. Sama prosesnya dengan bagaimana pengaruh asing masuk ke Indonesia, intoleransi masuk dengan menyamar sebagai gerakan pemurnian agama, padahal tidak sepenuhnya adalah pemurnian agama karena sebagian mereka meletakkan bibit-bibit intoleransi kepada bangsa kita.  Karena pemurnian agama tidak berarti menolak agama laian yang sudah ada di Indonesia terlebih dahulu.

Yang menyedihkan juga pemurnian agama ini menjelek-jelekkan agama atau kepercayaan lain. Ini dilakukan justru oleh pemuka agama dan kemudian diajarkan kepada umat. Lalu umat juga mengamininya.

Sekarang kita menghadapi riak-riak intoleransi yang kian kuat gelombangnya. Ujaran kebencian kepada pemeluk lain, pelarangan beribadah bagi umat lain dan dan dilarangnya bertempat tinggal pada suatu daerah bagi pemeluk yang berbeda adalah hal yangs ama sekali jauh dari karakter bangsa ini.

Karena itu marilah kita merefleksikan diri kita di tengah-tengah masyarakat. Bagaimana kita menempatkan diri di tengah-tenah masyarkat yang mungkin saja amat berbeda keadaannya dengan kita. Kita tidak mungkin menuntut mereka untuk sama dengan kita karena perbedaan atau keberagaman Indonesia adalah takdir bangsa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun