Mohon tunggu...
ardhani prameswari
ardhani prameswari Mohon Tunggu... Guru - guru

seorang yang sangat menyukai photography

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pancasila, Pedoman Bekerja bagi Indonesia

2 Oktober 2018   23:37 Diperbarui: 2 Oktober 2018   23:54 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: ombonejagad.com

Pernahkah anda melihat orang Jepang bekerja? Atau orang Cina yang mati-matian bekerja untuk diri dan keluarganya.Selama bertahun-tahun bekerja dengan tekun. Malah berpuluh tahun.

Jepang punya empat musim pada kalender tahunannya. Begitu juga Cina. Empat musim juga. Negara yang punya empat musim biasanya memaksa warganya untuk bekerja lebih keras. Karena beberapa kegiatan tak bisa dilakukan saat musim hujan dingin.

Siklus tumbuhan pun mengikuti siklus musim sehingga mereka amat berhitung dengan energi yang mereka keluarkan. Mereka juga harus berhemat (baca berhitung) dengan simpanan bahan makanan yang sulit diperoleh ketika musim dingin tiba. Karena ketika musim dingin tiba, taka da yang bisa ditanam. Hewanpun enggan keluar kandang.
Intinya alam memaksa mereka bekerja lebih keras.


Bagaimana dengan Indonesia yang hanya memiliki dua musim dan bergelimang cahaya matahari ?

Bisa dikatakan matahari adalah sumber energi yang sangat membantu manusia utk berlangsungnya hidup dan kehidupan. Indonesia berada di sekitar garis khatulistiwa yang membuat kita hanya menikmati dua musim saja. Hujan dan Kemarau.

Musim Hujan dimana kita banyak dilimpahi hujan . Itu berlangsung selama enam bulan dan musim kemarau , dimana kita dilimpahi oleh sinar matahari selama berlangsungnya musim kemarau. Karena perbedaan yang tipis dan tidak ekstrem, kita cenderung dilimpahi sinar matahari.

Karena matahari berlimpah, kita memang cenderung tidak berhemat dengan alam. Kita menghambur-hamburkan waktu dan energy karena yakin bahwa alam selalu menyediakan hal yang kita butuhkan.

Yang lebih menyedihkan lagi apabila kita dengan kewenangan kita 'mencuri' kekayaan negara itu dengan tindakan korupsi dan semacam itu. Contoh yang paling nyata dari itu adalah kekayaan alam di Kalimantan yang lenyap hanya dalam beberapa decade karena izin pengelolaan yang sangat tidak bertanggunjawab.

Sudah seharusnya kita kembali merenungkan makna kekayaan negara dan apa yang harus kita perbuat kepadanya.

Jika kita tilik dalam butir-butir Pancasila dla sila kelia. Keadilan sosial agi seluruh rakyat Indonesia, termaktub bahwa kita harus bersikap hemat untuk kelangsunan hidup kita sebaai bangsa. Eski kita dianugerahi hal milik atas kekayaan (terasuk kekayaan alam), kita harus menghindari sifat pemborosan dan gaya hidup mewah. Dalam butr-butir Pancasila juga termaktub bahwa meski kekayaan alam itu sudah milik pribadi, harus diunakan untuk kesuatu yang bisa bermanfaat dan untuk kesejahteraan bersama-sama.

Karena itu, dalam berkarya, Pancasila tetap layak untuk kita jadikan sebagai acuan; kopas bagaimana mengelola kerja dan karya kita sebagai bangsa Indonesia. Pancasila harus menjadi panduan kuat bagi kita  untuk tetap berguna bagi bangsa dan negara lewat karya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun