Mohon tunggu...
ardhani prameswari
ardhani prameswari Mohon Tunggu... Guru - guru

seorang yang sangat menyukai photography

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Muslim Nusantara Cinta Perdamaian

1 Agustus 2018   07:51 Diperbarui: 1 Agustus 2018   08:07 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bhineka Tunggal Ika - www.cakrawarta.com

Dalam sejarahnya, Indonesia bukanlah negara dengan penduduk muslim. Ketika itu, banyak masyarakat memeluk agama Hindu, Budha dan aliran kepercayaan. 

Di Jawa kemudian masuk wali songo yang menyebarkan ajaran Islam. Karena masyarakat sangat menjunjung tinggi tradisi budaya, para wali pun menggunakan pendekatan budaya agar masyarakat bisa mengenal Islam. 

Dan hasilnya, berbagai macam akulturasi terjadi antara Islam dengan budaya lokal. Namun perpaduan tersebut bukan berarti mengurangi esensi dari Islam, tapi justru saling menguatkan. Karena itulah, Islam di Indonesia ada yang menyebut Islam Nusantara. Islam yang berkembang dengan budaya-budaya Nusantara.

Islam Nusantara bukanlah sebuah ajaran baru, aliran baru, ataupun paham baru. Karena sebagian besar masyarakat Indonesia beragama muslim, sudah semestinya mengedepankan sikap saling menghormati, saling tolong menolong, seperti yang dianjurkan dalam Al Quran dan adat istiadat yang berkembang. Muncullah kemudian istilah gotong royong dan toleransi antar umat beragama.

Setiap muslim di Indonesia, juga harus menyadarai bahwa Indonesia itu adalah negara majemuk. Ribuan suku yang ada di Indonesia, melekat adat dan budaya yang berbeda. 

Tidak hanya bahasa, tapi keyakinan dan adat istiadatnya saling berbeda. Inilah kelebihan Indonesia, yang mempunyai beraneka ragam budaya yang tidak dimilik banyak negara.

 Sayangnya, munculnya kelompok radikal di Indonesia, seringkali menjadikan keberagaman budaya ini sebagai sumber persoalan. Alasannya, Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbesar.

Mari berpikir secara jernih dan obyektif. Jangan mudah terpengaruh provokasi-provokasi yang justru bisa menghancurkan kita sendiri. Boleh berbeda pandangan, tapi jangan sampai berujung pada tindak kekerasan. 

Seperti halnya beberapa waktu lalu, sempat ada perbedaan pandangan antara Islam dan Islam Nusantara. Ironisnya, perbedaan itu justru muncul dari tubuh majelis ulama Indonesia (MUI). 

Semoga perbedaan ini bisa segera diselesaikan. Ingat, seorang muslim sangat menjunjung tinggi perdamaian. Segala perselisihan atau perbedaan pandangan, harus diselesaikan dengan musyawarah mufakat.

Sebagai seorang muslim yang kebetulan mayoritas, semestinya bisa lebih moderat, lebih mengedepankan nilai Islam yang universal. Bahwa Islam adalah agama yang cinta damai, menjunjung tinggi persatuan, menjunjung tinggi toleransi dan yang lainnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun