Mohon tunggu...
ardhani prameswari
ardhani prameswari Mohon Tunggu... Guru - guru

seorang yang sangat menyukai photography

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hoaks Bikin Toleransi Negeri Terancam

13 Januari 2018   14:05 Diperbarui: 13 Januari 2018   15:03 859
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stop Hoax - fotolia.com

Salah satu ancaman yang terjadi di Indonesia saat ini adalah penyebaran informasi menyesatkan alias hoax. Informasi yang tidak mengandung kebenaran itu, sengaja dimunculkan untuk memecah belah masyarakat. Politik pecah belah warisan penjajah ini, kembali mencul menjelang momentum pesa demokrasi. Entah itu dalam momentum pilkada ataupun pilpres. Apapun motifnya, mengadu domba dengan menyebarkan berita bohong ini tentu tidak dibenarkan.

 Agama mengajarkan kepada kita semua, untuk menyebarkan kebenaran, bukan kebohongan. Agama juga menganjurkan kepada semua pemeluknya, untuk berlomba-lomba melakukan kebaikan. Adat istiadat berbagai suku yang ada di Indonesia, juga menganjurkan gotong royong yang menjunjung tinggi kemanusiaan dan kebenaran. Lalu kenapa masih saja ada berita bohong yang sengaja disebarluaskan?

Sudah bukan rahasia umum, kampanye negative bahkan kampanye hitam yang seringkali muncul jelang perhelatan pesta demokrasi, ada pihak-pihak yang mengelolanya. Dalam pilkada DKI Jakarta kemarin misalnya. Setelah pesta demokrasi usai, kepolisian baru bias menangkap Saracen, sebuah organisasi yang dibentuk untuk menyebarluaskan kebencian. 

Dan ironisnya, organisasi ini justru menjual jasa untuk menjadi penyebar kebencian.  Tentu kita tidak ingin organisasi serupa, kembali muncul dalam perhelatan pilkada tahun ini. Berita bohong yang disebarkan organisasi ini, telah melukai hati masyarkat yang ingin mendapatkan informasi yang benar.Oleh karena itu, masyarakat juga harus lebih cerdas agar tidak mudah dibohongi. 

Masyarakat harus membekali diri dengan informasi yang valid. Biasakan untuk cek ricek setiap informasi yang diterima. Jangan langsung percaya. Jika tidak mengerti, tanyakan kepada orang yang lebih paham. Baru setelah itu, ditelaah dan dipahami. Hanya dengan cara semacam inilah, kita bisa terbebas dari berita bohong. Akal dan pikiran kita juga harus digunakan, untuk tidak mudah percaya. Terkadang seseorang langsung percaya ketika informasi yang dimunculkan berkaitan dengan agama. 

Sekarang, jika itu berkaitan dengan agama, lebih baik ditanyakan pada tokoh agama yang dipercaya. Karena tidak sedikit kelompok radikal menggunakan isu agama, untuk memecah belah keberagaman yang ada.Keberagaman di Indonesia sudah tidak bisa dibantah lagi. Keberagaman di Indonesia juga bukan permintaan para pendahulu bangsa. Keberagaman ini merupakan anugerah yang diberikan Tuhan kepada kita semua, bangsa Indonesia. 

Untuk itulah, menjadi tugas kita semua untuk menjaganya. Jika kita mengklaim sebagai warga Negara Indonesia, semestinya bias menjaga keberagaman ini, sebagai identitas negeri. Bagaimana caranya? Hargailah perbedaan. Jangan saling membenci dan mencaci. Dan jadilah pribadi yang jujur dalan bertutur kata dan berperilaku. Jika kita bisa melakukan ini semua, diharapkan setiap tindakan yang muncul akan mencerminkan hal yang positif.

Begitu juga dalam menyikapi tahun politik ini. Dorongan untuk saling menjatuhkan lawan politik, harus dibuang jauh-jauh. Hilangkan kampanye negative dan kampanye hitam di dunia maya dan dunia nyata. Jenis kampanye tersebut sama halnya bagian dari hoax alias informasi yang tingkat kebenarannya masih diragukan. Mari kita lawan berita bohong dengan pesan damai. Mari kita lawan kampanye negative dengan kampanye yang menggugah. Mari kita sesering mungkin memosting informasi yang memberikan pencerahan bagi masyarakat. Harapannya, berita bohong semakin berkurang, dan masyarakat semakin cerdas sehingga negeri ini akan terbebas dari tindakan intoleran.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun