Mohon tunggu...
Fatkhul Muin kabarseputarmuria
Fatkhul Muin kabarseputarmuria Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis Warga,Wiraswasta,YouTuber

Sepuluh tahun lalu berkecimpung memburu dan menulis berita namun saat ini berwiraswasta dan mengembangkan ekonomi kerakyatan di pedesaan. Tetapi hasrat untuk menulis masih menggebu-ngebu kanal kompasiana inilah sebagai ajang pelampiasaan untuk menulis. " Menulis tidak bisa mati " aku tuangkan kreasiku juga di blog pribadiku www.kabarseputarmuria.com selamat membaca dan berbagi informasi No HP : 085290238476 semoga bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Money

Petani Garam Demak Panen Raya, Butuh Dana Talangan

1 November 2009   02:16 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:28 544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

[caption id="attachment_20607" align="alignnone" width="300" caption="Petani garam sedang panen"][/caption]

Pertengahan bulan Oktober ini petani garam dikecamatan Wedung yang meliputi Desa Kedungmutih , Kedungkarang, Babalan , Kendalasem, Tedunan dan Berahan Wetan mulai panen raya. Garam yang mereka tunggu-tunggu sekian bulan sudah bisa diambil setiap harinya. Jerih payah mereka hampir tiga bulan sudah terbayar dengan lakunya garam mereka sehingga uangnya bisa dugunakan untuk menutup kebutuhan sehari. Petani garam yang tidak mempunyai modal banyak biasanya hasilnya dijual langsung pada pengepul. Hal itu disebabkan mereka telah lebih dahulu ngutang pada tetangga atau warung untuk mencukupi kebutuhan harian sebelum panen .
" Alhamdulillah ladang garam kami sudah panen , uang penjualan garam bisa untuk bayar utang pada warung tetangga. Maklum kami tak punya tabungan ", ujar Ashari(55 ) Petani garam dari Desa Kedungmutih pada kompasiana .

Lain lagi dengan Adnan , petani garam dari desa Kedungkarang garam yang dia hasilkan langsung dimasukkan kedalam gudang untuk disimpan dan dijualnya nanti jika harga garam sudah tinggi. Menurutnya harga garam pada bulan ini masih tergolong baik yakni masih diatas Rp 15.000,- perkwintalnya. Namun melihat situasi alam yang kurang bersahabat yaitu banyak mendung dan gudang-gudang masih kosong maka ia putuskan untuk disimpan. Toh untuk kebutuhan seharinya ia cukupi dari pekerjaan lainnya. Sehingga untuk garam yang ia hasilkan difokuskan untuk disimpan sebagai tabungan. Setelah nanti harga sudah berlipat nanti gudang baru di bongkar. " Petani garam kalau tidak punya simpanan garam kurang hasil. Karena ketika panen raya harga ambruk , ketika harga sudah membaik gudang sudah kosong. Padahal harga garam bila disimpan menurut pengalaman tidak pernah rugi "., ujar Adnan (48) petani garam yang juga menggarap tambak bandeng .

Sementara itu Busri(45) pedagang garam dari desa Kedungmalang mengatakan, harga garam pada musim tahun ini tergolong baik, karena selain stoknya masih sedikit juga cuaca kurang mendukung. Sehingga garam hasil panen petani kebanyakan dimasukkan ke gudang petani sebagai simpanan nanti dijual ketika harga lebih tinggi. Akibatnya para bakul kesulitan untuk mencari barang dagangan , akibatnya meskipun saat ini telah panen raya harga masih baik yaitu Rp 5.000,- perkeranjangnya. Namun demikian kalau sehabis lebaran ini tidak ada hujan harga garam akan berangsur turun seiring dengan telah penuhnya gudang garam para petani. Ketika harga murah inilah para bakul dapat meraup keuntungan yang cukup lumayan , dibandingkan sebelum gudang garam para petani penuh.

“ Kami para pengepul akan mendapat keuntungan bila harga garam telah turun, namun demikian saya prediksi harga garam sampai habis lebaran akan baik , karena cuacanya mulai mendekati musim penghujan, padahal gudang para petani saat ini belum ada yang penuh “ , kata Aan yang memasarkan garam sampai luar Jawa

Perlu Dana Talangan

Sementara itu Ketua Koperasi “ Margi Rahayu “ Kedungmutih Hamzawi Anwar , BA yang ditemui mengatakan ketika panen raya seperti ini petani garam perlu dana talangan untuk kebutuhan sehari-harinya. Hal itu disebabkan setelah panen raya harga berangsur-angsur turun bahkan kalau musim kemaraunya berkepanjangan harga bisa ambruk total. Sebagai contoh ketika belum panen raya harga garam perkwintalnya bisa laku Rp 15.000,- - Rp 25.000,- perkwintalnya, namun setelah panen raya harga bisa anjlog sampai 50 persen. Itu sangat merugikan petani oleh karena itu perlu dana talangan khusus dalam rangka mengerem turunnya harga garam. Disinilah peran lembaga keuangan sangat dibutuhkasn oleh para petani.

Petani garam dapat mengajukan pinjaman kepada lembaga keuangan baik bank atau koperasi dalam rangka mencukupi kebutuhan harian mereka. Untuk ke bank biasanya petani kesulitan mengaksesnya karena persyaratan yang berbelit-belit dan juga kendala jaminan. Oleh karena itu diharapkan campur tangan pemerintah dalam rangka penyediaan dana talangan untuk petani garam. Misalnya dengan cara member pinjaman lunak kepada Koperasi yang selanjutnya koperasi itu langsung menyalurkan pada petani yang membutuhkan.

“ Ini sudah saya usulkan setiap ketemu pejabat yang berwenang namun sampai sekarang , belum ada realisasi dana talangan untuk petani garam, oleh karena itu saat ini kami belum bisa memenuhi keinginan petani garam yang pinjam pada lembaga saya karena keterbatan modal, bahkan kami mengajukan skim KUR lewat BRI Demak inipun sudah tiga bulan lebih belum ada kejelasan pencairannya kapan. Padahal semua berkas telah kami penuhi “ , ujar Hamzawi Anwar pada kompasiana.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun