Mohon tunggu...
Fatkhul Muin kabarseputarmuria
Fatkhul Muin kabarseputarmuria Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis Warga,Wiraswasta,YouTuber

Sepuluh tahun lalu berkecimpung memburu dan menulis berita namun saat ini berwiraswasta dan mengembangkan ekonomi kerakyatan di pedesaan. Tetapi hasrat untuk menulis masih menggebu-ngebu kanal kompasiana inilah sebagai ajang pelampiasaan untuk menulis. " Menulis tidak bisa mati " aku tuangkan kreasiku juga di blog pribadiku www.kabarseputarmuria.com selamat membaca dan berbagi informasi No HP : 085290238476 semoga bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kring … Kring… Pos!

29 Juli 2010   12:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:29 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lirik Lagu Tukang Pos

Aku tukang pos rajin sekali Surat kubawa naik sepeda siapa saja aku layani tidak kupilih miskin dan kaya Kring … kring … pos!

Meski dalam era digital saat ini peran pos dan giro masih sangat dibutuhkan masyarakat dalam pelayanan informasi yang berkaitan dengan surat menyurat ataupun pengiriman barang. Oleh karena itu di setiap tempat kita masih melihat lalu lalangnya tukang Pos yang mengantar surat ataupun kiriman barang. Meskipun saat ini sudah banyak perusahaan yang menawarkan jasa untuk pengiriman surat atau barang , namun kebanyakan mereka itu belum menjangkau sampai ke pelosok desa terpencil. Sehingga peran kantor Pos dan Giro yang tersebar di setiap kecamatan di Indonesia masih menjalankan fungsinya sebagai pusat layanan informasi masyarakat . Bahkan layanan Pos dan Giro ini bertambah dengan penambahan jasa seperti, pembayaran rekening listrik, angsuran kredit bank dan koperasi,dan juga pembayaran cicilan kendaraan bermotor.

“ Memang setelah adanya alat komunikasi seperti HP dan internet , jumlah pengiriman surat agak menurunnamun untuk pengiriman barang lewatpos kelihatannya makin ramai saja, oleh karena itu setiap harinya saya antar dan ambil barang dari kantor Pos Demak dan selanjutnya kami antar ke seluruh wilayah kerja Pos Wedung yaitu desa-desa di dua kecamatan Wedung dan Bonang yang dihitung lebih dari 30 desa “, ujar Hasan Bisri (24) petugas kantor Pos Wedung yang setiap hari berkeliling desa mengantarkan surat atau barang kiriman.

Hasan Bisri mengaku telah dua tahun menekuni pekerjaan sebagai tukang Pos yang pada awalnya bukan merupakan cita-cita , namun setelah menekuni pekerjaan ini dia merasa cocok dengan pekerjaan yang setiap hari harus berkeliling desa. Dulu sebelum menekuni pekerjaan sebagai tukang pos dia pernah jadi kuli bangunan di Jakarta bagian pembesian dengan gaji Rp 35.000,- setiap harinya , namun karena jauh dari kampung halaman pekerjaan itupun ditinggalkan . Beruntung ketika lontang-lantung tidak ada pekerjaan Kepala Kantorpos yang merupakan tetangga dekatnya menawaripekerjaan sebagai tukang pos , yaitu mengantar dan menjemput surat dari kantor pos menuju rumah warga atau kantor desa.

Pada awalnya ia merasa sungkan bekerja sebagai tukang Pos selain membutuhkan tenaga ekstra karena setiap hari muter-muter desa , juga harus bertemu orang dengan berbagai macam karakter. Pagi hari sekitar jam delapan pagi dia harus mempersiapkan surat yang akan diantar ke desa-desa tujuan, bahkan satu dua harus diantar langsung pada si alamat karena pentingnya . Oleh karena itu sebelum berangkat dia harus memilah-milah surat sesuai dengan desa tujuan , agar nanti dilapangan lebih lancar dan tidak terlewatkan . Setelah semuanya siap dengan kendaraan roda dua khas pos dan giro iapun menyambangi desa-desa yang menjadi tujuan , kalau jalannya bagus hal itu tidak jadi masalah karena dia dapat menjalankan sepeda motornya dengan kencang sehingga cepat sampai tujuan. Namun sayang desa-desa di kecamatan Wedung maupun Bonang kondisi jalannya sangat memprihatinkan , sehingga dalam menjalankan tugas sehari-harinya iapun harus ektra hati- hati terutama desa-desa di lingkungan pertambakan . Apalagi jika musim hujan tibajalan-jalan menjadi kubangan lumpur yang mejadikan sulit untuk berjalan sehingga dia harus hati-hati jangan sampai jatuh yang menjadikan surat atau barang kirimannya rusak.

“ Alhamdulillah dalam masa dua tahun pekerjaan saya lancar-lancar saja , kelihatannya saya sudah nyaman dengan pekerjaan ini , meskipun gajinya tidak begitu besar namun saya sudah bersyukur sudah dapat pekerjaan tetap dan dekat dengan rumah orang tua. Sudah mantap lah saya menjadi tukang Pos meski harus keliling-keliling setiap hari “, aku Hasan Bisri yang tamatan SMA .

Dalam menjalankan tugas sebagai tukang pos selama hampir dua tahun ini banyak suka maupun duka yang ia alami , sukanya jika mengantarkan surat pada warga yang tergolong kurang mampu misalnya sambutannya cukup baik , kadang kala juga disuguhi air minum dan uang bensin . Hal itu terutama bagi warga desa yang mempunyai anak atau saudara yang bekerja di luar negeri menjadi TKW , mengabarkan keberadaannya di sana juga kadang membawa kiriman uang atau barang.Namun kadang kala juga dia menemui orang yang telah diantarkan surat atau barang kirimannya tanpa peduli atau cuek begitu saja , kata terima kasih saja tidak keluar dari mulutnya . Bahkan ada satu dua orang yang di ketuk pintunya enggan membukakan pintunya , di kira orang minta sumbangan padahal dia sudah mengenakan jaket dan motor dengan identitas pos .

“ Kami tidak minta apa-apa karena uang bensin dan gaji sudah di beri dari kantor , namun kami merasa sangat senang jika mereka yang terlayani mengucapkan terima kasih saja . Namun ada juga orang yang baik selain kata terima kasih masih ada lagi misalnya di kasih minum atau uang bensin , ya itu rejeki saya tapi yang seperti itu jarang Mas “,tambah Hasan Bisri menutup sua. (FM)

Fatkhul Muin

Pengelola Blog : Pusat Informasi Masyarakat Pesisir (http: www.For-Mass.Blogspot.com)

[caption id="attachment_207601" align="aligncenter" width="300" caption="Hasan Bisri , Pak Pos yang siap mengantar surat "][/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun