Mohon tunggu...
Ardanik Hatinawati
Ardanik Hatinawati Mohon Tunggu... Lainnya - User Experience Researcher

Civil Engineering ITS '14

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Selamat Hari Anak Sedunia

21 November 2016   01:00 Diperbarui: 21 November 2016   01:05 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelum membahas lebih dalam, alangkah baiknya jika saya membuka artikel kali ini dengan pertanyaan sederhana. Apa yang terbesit dalam pikiran pembaca apabila mendengar kata anak - anak ? Sebagian dari pembaca pasti akan beranggapan bahwa anak - anak menyenangkan, lucu, lugu, ceria dan sebagainya. Benar, kan ?  Jika pendapat pembaca bukan dari salah satu jawaban yang telah saya utarakan tadi, tidak apa - apa. Karena ini hanya sudut pandang masing - masing yang berbeda. 

Baiklah.. Mengingat hari ini (20 November 2016) bertepatan dengan Hari Anak Sedunia, saya akan mencoba menulis  soal anak - anak. Bicara soal anak - anak adalah hal yang sangat menarik, mengingat opini yang telah saya utarakan sebelumnya. Mereka penuh dengan ribuan macam keasyikan yang terkadang orang dewasa (seperti saya terutama) iri kepada mereka. Tidak ada beban atau kewajiban begitu berat yang ditanggung, praktikum, mengerjakan laporan, quiz, asistensi, mengejar dosen *lho malah curhat* pokoknya intinya ya seperti itu.  

Tapi, ada yang lebih menarik lagi ketimbang iri - irian dengan keasyikan mereka. Beberapa hari yang lalu tidak sengaja saya melihat sebuah video yang muncul di timeline sosial media saya. Isinya terdapat seorang anak kecil yang sedang asyik dengan benda yang dibawanya (kalau tidak salah sisir). Kemudian ada seseorang yang mengajak si anak untuk pulang dengan mencubit lengan si anak.

Awalnya si anak tidak merespon apa - apa. Tetapi untuk yang kedua kalinya, si anak langsung berteriak dan mengeluarkan kata jorok yang tidak patut untuk diucapkan. Saya kagetnya bukan main. Bagaimana bisa anak usia (kurang lebih 5 tahun) tahu kata - kata yang tidak sepatutnya dia ucapkan ? Lantas, bagaimana reaksi seseorang yang mengajaknya tadi ? Seseorang tadi malah tertawa terbahak - bahak melihat respon si anak kecil seraya memvideonya. Kondisi yang sangat tabu ini tidak hanya terdapat pada video itu saja. Banyak foto juga yang telah menjadi viral. Anak - anak berfoto dengan pose yang tidak wajar dan sebagainya. 

Era globalisasi yang semakin maju juga tidak dapat disalahkan seratus persen mengenai kondisi anak - anak seperti diatas. Karena mudah sekali dijaman yang serba ada ini untuk mengakses internet. Bisa saja mereka (re: anak - anak) meminjam smartphone milik keluarganya lalu coba - coba daftar facebook, instagram, twitter (yang tak jarang) diantaranya berisi konten - konten yang tidak baik untuk ditiru. Kemudian feeds mulai bermunculan seperti layaknya selebgram yang sedang kondang, si... *isi sendiri ya* Jika anak - anak melihat, mereka akan beranggapan kalau - kalau yang ditontonnya keren dan gaul. Sehingga tak sedikit akhirnya yang menjadikan seleb - seleb ini sebagai kiblat mereka. Yang berujung pada..... ya cerita sebelumnya. Sungguh sangat miris kan ? Siapa yang salah ? Selebgram ? Lengahnya kepengawasan terhadap anak - anak ? Semuanya!

Tentunya, kita sebagai orang dewasa perlu ekstra pengawasan agar anak - anak di lingkungan sekitar kita terhindar dari hal - hal yang buruk. Pun juga mendidiknya agar mereka dapat belajar mengerti mana yang benar dan mana yang salah. Mana yang patut ditiru dan mana yang tidak. Jangan sampai kejadian tersebut terus bertambah seiring majunya arus globalisasi. Semoga tidak ada lagi video atau foto viral lain yang bertebaran pada sosial media mengenai anak - anak. aamiin.

.

Children are the world’s most valuable resources and its best hope for the future. Happy International Children’s Day!

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun