Mohon tunggu...
Ardalena Romantika
Ardalena Romantika Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada

Merupakan pribadi yang amat senang bertukar cerita, pengalaman, dan hal baru dengan semua orang dari berbagai latar belakang. Saya percaya bahwa dengan mengaktualisasikan diri melalui pertukaran dan eksplorasi ide dengan orang lain, akan tercipta ruang kebebasan berekspresi dan kesetaraan bagi setiap manusia. Jadi, mari kita saling berbagi gagasan dan berekspresi bersama!.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jamu, Minuman Raja-raja Majapahit yang Penuh Filosofi

22 Januari 2021   12:24 Diperbarui: 19 Februari 2022   11:54 1326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.kompas.com

Jamu ini memiliki rasa pahit, dan menggambarkan fase hidup pasca mengalami berbagai cobaan dan kepahitan. Kunci suruh memiliki filosofi tentang kehidupan yang lebih baik usai menghadapai berbagai penderitaan. Hal ini selaras dengan komposisi kunci suruh sendiri, yakni bumbu penyedap berupa rimpang kunci dan daun sirih dengan sedikit daging buah asam. Jamu ini mengajarkan pada kita bahwa dalam menghadapi fase-fase berat dalam hidup, kita tak boleh menyerah, karena kehidupan yang lebih baik senantiasa menanti. Bagaikan cahaya di ujung terowongan yang gelap dan panjang. Jadi, harus selalu kuat dan optimis, ya!.

Kudu Laos

Jamu kudu laos memiliki khasiat sebagai penghangat. Laos atau lengkuas merupakan salah satu rempah yang memberikan rasa hangat bagi tubuh. Jamu ini memiliki filosofi agar kita selalu memberikan kehangatan pada orang lain dengan cara memberikan perlindungan dan rasa aman bagi sesama.

Filosofi ini sangat relate dengan kehidupan kita ketika dewasa. Kita yang dulu dilindungi dan disayangi oleh orang-orang dewasa, kini memiliki tugas yang sama, yakni melindungi dan menyayangi mereka yang lebih muda.

Uyup-uyup atau Gepyokan

Jamu ini terbuat dari daun pepaya yang ditumbuk dan diambil sarinya dan diminum bersama dengan empon-empon (jahe, kunyit, lengkuas, temulawak, dan sebagainya). Jamu ini berkhasiat untuk memperlancar ASI, dan mengurangi bau badan. Sifatnya yang netral membuat jamu ini dimaknai sebagai sifat pasrah dan tulus manusia. Semakin dewasa, manusia harus semakin berpasrah dengan tulus pada Tuhannya. Disamping itu, harus semakin rajin dalam beribadah, sebagai wujud pengabdian kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Sinom

Sinom memiliki makna lain, yakni "sirep tanpa nampa" yang berarti diam tanpa meminta apa-apa. Ungkapan ini lantas dimaknai sebagai fase ketika manusia kembali kepada penciptanya. Jamu sinom memiliki rasa yang manis, menggambarkan fitrah manusia sebagai makhluk yang dilahirkan dalam keadaan suci dan harus kembali pada Tuhannya dalam keadaan suci pula.

Filosofi-filosofi tersebut bersatu padu, memberikan gambaran penuh tentang kehidupan manusia sejak pertama kali menghirup napas di dunia, hingga terakhir kali menghembuskan napas untuk meninggalkan dunia. Betapa luar biasanya leluhur kita yang telah memberikan makna begitu dalam bagi tiap-tiap budaya yang diwariskan. Biarpun jamu identik dengan minuman orang-orang tua, semoga dengan adanya filosofi-filosofi yang amat menyentuh hati ini, generasi muda mulai tertarik untuk mencicipi. Karena sejatinya, minum jamu tak hanya soal filosofi, namun juga khasiat yang mampu menjaga kesehatan dan kebugaran diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun