Mohon tunggu...
Dwi Ardian
Dwi Ardian Mohon Tunggu... Lainnya - Statistisi

Pengumpul data belajar menulis. Email: dwiardian48@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Jelang Liverpool Vs Manchester City, Pembuktian Penguasa Premier League

9 November 2019   07:02 Diperbarui: 10 November 2019   21:21 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mental baja tak kenal lelah dan menyerah ditunjukkan oleh  kedua tim menjelang pertemuan mereka pada pekan ke-12. Pertandingan demi pertandingan dilewati dengan begitu perkasa. Seolah menjadi psywar kepada satu sama lain.

Dari 6 laga terakhir, mereka kompak dengan 5 kemengan serta seri sekali. Manchester City terakhir diimbangi oleh Atalanta di San Siro, kandang Milan. Atalanta harus meminjam San Siro karena untuk saat ini kandang mereka Atleti Azzurri d'Italia belum berstandar FIFA. 

City yang harus bermain dengan 10 orang sejak menit ke-80 harus merelakan 2 poin terlepas dan belum bisa memastikan kelolosan dari grup C Liga Champions. Mereka telah mengoleksi 10 poin sementara pesaing terdekat Sakhtar dan Zagreb masing-masing mengoleksi 5 poin. 

Lima kemenangan The Citizen diraih hasil mengalahkan Palace 2-0 pada pekan ke-9 dan membantai Aston Villa 3-0 pekan setelahnya. Pada round 3 Liga Champions mereka begitu perkasa saat menjamu Atalanta di Etihad Stadium dengan kemengan 5-1. 

Sementara 2 kemenangan setelahnya diraih saat melawan Southampton. Di Carabao Cup mereka membantai Soton dengan skor 3-1. Tiga hari kemudian di Liga Inggris mereka hampir dibalas oleh Soton di kandang mereka 1-0 sebelum dibalikkan dengan skor 2-1 pada akhir laga. 

Pasukan Jurgen Klopp tidak kalah heroik. Mereka terdiri dari para pemain yang tidak kenal lelah dan pelatih yang begitu bersemangat. Lima kemenangan yang diraih begitu tidak mudah. 

Kemenangan 8 kali berturut-turut yang diraih di Liga Inggris diputus oleh MU di Old Trafford pada pekan ke-9 dengan hasil seri 1-1. The Reds harus merelakan kehilangan 2 poin pada pertandingan yang diwarnai keputusan kontroversial VAR. 

Baca juga: MU Dibantu Var? 

Pekan ke-10 Liga Inggris Liverpool begitu kesulitan mengalahkan Hotspur. Padahal mereka bermain di kandang sendiri. Sementara di ajang Carabao Cup, di Anfield mereka hampir saja dipermalukan oleh Arsenal sebelum gol Origi di menit ke-95 untuk menyamakan kedudukan menjadi 5-5. 

Kemenangan mereka diraih dari hasil adu penalti 5-4.

Sementara pada pekan lalu Liverpool juga menang dengan penuh dramatis. Di kandang Aston Villa, mereka tertinggal sejak menit ke-21. Ketika laga hampir berakhir, mereka berhasil membalikkan keadaan menjadi 2-1. 

Gol Robertson pada menit ke-87 dan gol Mane pada injury time membuat mereka masih menjaga jarak 6 poin dari City di posisi kedua klasemen sementara. Dua gol yang mungkin begitu mengecewakan bagi citizens. 

Persaingan Klub
Kalau berbicara mengenai sejarah. City bukanlah lawan sepadan bagi Liverpool, klub dengan penuh sejarah. City hanyalah "tetangga berisik" yang baru mencoba membangun tim dari suntikan dana "taipan minyak". 

Sejak diakuisi oleh Sheikh Mansour bin Zayed Al Nahyan pada 2008. Mereka sukses bersaing dengan penghuni "Big Four" yang sekarang menjadi "Big Six". 

Di era Liga Inggris menjadi tim terbaik kedua setelah tetangga, MU. City sering diberi gelar "tetangga berisik" karena dituntut bisa membuktikan bersaing dengan MU. Bahkan, 7 musim terakhir City berhasil menggondol 4 gelar. 

Dua musim terakhir bahkan menjadi penguasa Liga Inggris dengan "back to back" juara. Rekor tercipta dengan poin fantastis 198 dalam 2 musim kompetisi. Hal yang belum pernah diraih oleh klub mana pun. Termasuk Sang tetang yang lagi terseok-seok. 

Apalagi Liverpool yang tidak pernah meraih gelar di era Liga Inggris.

Musim lalu City juga berhasil menggondol semua gelar kompetisi lokal, meski masih harus bersabar di level Eropa karena harus tertahan di 8 besar oleh Hotspur. 

City akan berkata, "Kalian berdua pemilik sejarah tetapi kami adalah masa depan dan akan mengukir sejarah-sejarah itu!" 

Meskipun kompetisi baru memasuki pekan ke-12, banyak pengamat memprediksi bahwa titel juara akan kembali sengit diperebutkan oleh kedua tim hingga akhir kompetisi.

The Reds akan kembali mencoba peruntungan juara yang tidak pernah diraihnya sejak Liga Inggris berubah nama menjadi Premier League pada musim 1992/1993.

Titel juara terakhir mereka raih pada musim 1989/1990, tahun di mana milenials pendukungnya sekarang banyak yang belum dilahirkan. Sayang sekali, padahal Liverpool begitu berjaya di era 1970 hingga 1990-an. Mereka total mengoleksi 18 gelar yang jauh melampaui raihan MU pada saat itu. 

Kini mereka harus tertinggal 2 tropi dari MU dan masih terus berusaha mematahkan kutukan "next year". 

Yang sangat menyesakkan bagi Liverpool adalah pada musim 2013/2014. Musim ini dikenal dengan musim "terpeleset". 

Terpelesetnya Sang Kapten, Steven Gerrard, saat melawan Chelsea di pekan ke-36 membuat mereka harus merelakan kemenangan untuk Chelsea dan titel juara kepada City di akhir kompetisi dengan selisih 2 poin saja. 

Padahal, jika saat itu Gerrard tidak terpeleset dan Demba Ba tidak mencetak gol, mereka hanya membutuhkan 1 poin saja untuk meraih titel juara yang 24 tahun dinantikan. 

Mereka memimpin 5 poin dengan menyisakan 3 laga lagi. Apalah daya mereka harus disalip City di akhir kompetisi setelah 1 kekalahan "terpeleset" serta sekali imbang. Sedangkan City begitu perkasa dengan menyapu bersih sisa pertandingan dengan kemenangan. 

Peristiwa tersebut membuat Suarez begitu sesenggukkan menangis seperti anak kecil di lapangan. Sementara Gerrard, sang kapten, begitu menyesal. Peristiwa nahas itu dianggap sebagai peristiwa paling menyakitkan baginya.

Dari sisi pendukung, tentu Liverpool masih berjaya dengan kumpulan pendukung fanatik dari orang tua hingga yang muda. Yah, frekuensinya mungkin kebanyakan orang tua yang masih bisa melihat kejayaan mereka di tahun 1990-an dan 2000-an awal di level Eropa.  Sementara Citizens kebanyakan diikuti oleh para kumpulan anak muda yang kadang dianggap "fans karbitan". 

Saat ini jika kita melihat pendukung berdasarkan "follower" di media sosial, Liverpool dan City bersaing ketat di peringkat 9 dan 10. The Reds total 50,8 juta pengikut dan The Citizens dengan 49,1 juta pengikut di 3 media sosial terbesar, instagram, facebook, dan twitter. 

Peringkat pertama dan kedua masih diduduki oleh Real Madrid (201,5 juta) dan Barcelona (190,1 juta) pengikut. 

Saat ini Liverpool masih berada di puncak klasemen dengan 21 poin, selisih 6 poin dengan City di peringkat kedua. Kemenangan akan membuat selisih mereka semakin lebar. 

Sementara City akan berjuang dengan kekuatan penuh untuk terus menekan Liverpool seperti musim sebelumnya. Liverpool begitu berkuasa kemudian bisa disusul di akhir-akhir musim. 

Akankah penantian panjang Liverpool akan segera terbayar musim ini? Ataukah City akan kembali menorehkan luka di hati para Liverpudlian (dan Kopites)? "Next year?" atau rekor baru lagi dari City? 

Hasil pertandingan ini begitu sarat gengsi dan persaingan, meskipun untuk menentukan sang juara masih begitu panjang perjalanannya. Kick-off pertandingan akan dilangsungkan pada Ahad (10/11) pukul 23.30 WIB. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun