Mohon tunggu...
Dwi Ardian
Dwi Ardian Mohon Tunggu... Lainnya - Statistisi

Pengumpul data belajar menulis. Email: dwiardian48@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menguji Kepantasan Eks Bos Go-Jek

28 Oktober 2019   10:27 Diperbarui: 28 Oktober 2019   10:55 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

"Mampukah Nadiem Makarim, seorang yang 'hanya' mantan Bos Go-Jek memimpin Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang begitu besar?" adalah pertanyaan yang mungkin mewakili masyarakat saat ini.

Beberapa saat setelah pengumuman nama beliau sebagai mendikbud, begitu banyak komentar dan tanggapan yang mewarnai media sosial. Dari komentar yang bernada serius hingga meme yang mengundang tawa.

"Hari ini belajar apa?"
"Sesuai aplikasi yah."

Adalah di antara percakapan meme yang dibuat para netizen yang super kreatif. Teman saya yang jurusan Statistika Sosial Kependudukan yang mendapat tugas dari dosen pembimbing untuk menyusun skripsi dengan topik pendidikan. 

Spontan menulis judul, "Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pengambilan Keputusan Presiden Jokowi Memilih Bos Gojek menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan."

Ada harapan besar tentu diembankan di pundak Nadiem oleh Presiden Jokowi untuk memajukan dunia pendidikan di Indonesia. "Saya lebih mengerti apa yang ada di masa depan (dibanding dunia pendidikan Indonesia saat ini), karena memang bisnis saya untuk mengantisipasi masa depan," jawab Nadiem saat ditanya wartawan sesaat setelah dilantik (23/10).

Presiden dengan Kabinet Indonesia Maju-nya nampaknya sangat mengerti bahwa untuk maju harus melihat jauh ke depan. Kita telah memasuki era globalisasi industri 4.0, bahkan negara-negara maju perlahan beralih ke industri 5.0. Kalau tidak ada pemikiran yang "out of the box" maka cita-cita Indonesia Maju hanya akan menjadi wacana semata.

Paling tidak ada 3 hal mendasar yang dimiliki Nadiem sehingga dia pantas dipilih Jokowi sebagai Mendikbud. Memiliki kemampuan manajemen, masih muda (milenials) dan memiliki pemikiran yang jauh, serta berani dan percaya diri, adalah hal-hal yang ada pada diri Nadiem.

Nadiem hanya dikenal sebagai CEO Gojek, padahal dia memiliki prasyarat lain yang belum banyak orang tahu. Beliau lahir dan besar serta mengenyam pendidikan di negara maju Singapura. Singapura tidak diragukan lagi sebagai salah satu kiblat sistem pendidikan di dunia.

Beliau dari SD hingga lulus SMA di Singapura. Meski pernah pindah sekolah ke Jakarta. Beliau mengambil jurusan Hubungan Internasional di Brown Unibersity, USA, serta meraih gelar Master of Business Administration di Harvard Business Scholl.

Kemampuan manajemennya teruji sejak menjadi Consultant Management di McKinsey & Company, kemudian Managing Editor di Zalora Indonesia, serta menjadi Chief Innovatioan Officer Kartuku. Sebelum akhirnya fokus menjadi CEO pada perusahaan yang didirikannya, Go-Jek. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun