Mohon tunggu...
Arif Rahman
Arif Rahman Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Menyukai hal-hal sederhana, suka ngopi, membaca dan sesekali meluangkan waktu untuk menulis. Kunjungi juga blog pribadi saya (www.arsitekmenulis.com) dan (http://ngeblog-yuk-di.blogspot.com)

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Listrik Pintar Untuk Kehidupan Yang Lebih Baik

21 April 2016   23:34 Diperbarui: 22 April 2016   03:18 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bersyukurlah kalian yang tinggal di daerah perkotaan, termasuk saya sendiri yang 8 tahun ini kuliah dikota. Mengapa saya katakan demikian? Karena setiap harinya masih bisa menikmati listrik dengan aman dan tenang. Bahkan tidak harus was-was, karena jarang sekali terjadi pemadaman bergilir. Kalau pun ada, pasti nggak akan berlangsung lama. Paling hanya 5 sampai 10 menit saja, kalaupun lama jarang yang sampai satu hari. Itu berdasarkan pengalaman yang saya alami sebagai anak rantau yang tinggal kos-kostan dan kadang juga ngontrak rumah kalau bosan nge-kost.

Selain bersyukur, ada satu lagi yang patut untuk di coba. Gunakanlah listrik sesuai dengan kebutuhan, atau dalam bahasa halusnya cobalah untuk berhemat. Jangan lupa juga untuk membuang jauh-jauh paradigma lama, yang bunyinya kurang lebih seperti ini : “Kan, setiap bulan saya selalu bayar listrik. Jadi terserah saya dong maunya seperti apa”.

Namun jika ingin berkontribusi lebih jauh lagi, tidak ada salahnya untuk mencoba beralih dari listrik pascabayar ke listrik prabayar. Itu loh program terbaru dari PLN, yang dikenal dengan nama LISTRIK PINTAR. Sebuah program yang bisa membuatmu semakin tambah pintar, khususnya dalam mengelola penggunaan listrik sehari-hari.

Ah, masa sih bisa sampai segitunya. Nggak percaya? Mau bukti. Nih, saya kasih gambar buat kalian. Kebetulan setahun terakhir ini menjadi bagian dari program Listrik Pintar tersebut.

Terus terang, awalnya saya meragukan program ini. Sebelum menjadi bagian dari listrik pintar setahun yang lalu, saya hanyalah anak kost-kostan yang memiliki pemikiran sama dengan penghuni lain. Menggunakan listrik seenaknya, sedikit boros dan berpegang pada contoh paradigma yang saya tulis di atas.

Tapi semua itu berubah seketika, tepatnya setahun yang lalu saat memutuskan untuk mengontrak sebuah rumah (3 kamar tidur, 2 kamar mandi, ruang tamu, ruang keluarga, dan dapur) bersama kedua adik saya. Menariknya, pemilik rumah yang akan saya kontrak berniat menggunakan LISTRIK PINTAR PLN sekaligus sebagai uji coba. Dan benar saja, seminggu setelah saya tinggal dirumah kontrakan, petugas dari PLN datang untuk memasang meteran baru yang tak lain adalah meteran listrik pintar.

Semenjak hari itu, saya akhirnya menjadi bagian dari listrik pintar ini. Tak lupa saya meminta kartu listrik pintar dari pemilik rumah dengan tujuan agar tidak merepotkan dikemudian hari, mengingat beliau sudah tua juga.

Karena setiap pemasangan pertama ada bonusnya sebesar 150KWh (setara 100 ribu kalau di uangkan), maka sebagai langkah awal saya pun mulai belajar mengontrol penggunaan listrik setiap hari. Mulai dari sehari habis berapa KWh dan memantau peralatan mana yang menghabiskan tenaga listrik lebih banyak dalam sekali pakai. Dari proses belajar tersebut, saya baru mengisi pulsa listrik 3 bulan kemudian.

Setelah saya coba bandingkan dengan pengeluaran waktu nge-kost lumayan jauh saya bisa menghemat. Dimana sewaktu nge-kost untuk biaya listrik dengan waktu yang sama (3 bulan), pengeluaran saya berkisar di angka 170 ribu sampai 200 ribu. Itu baru saya pribadi, belum saya hitung dengan pengeluaran kedua adik saya yang kost di tempat lain. Tentu jika digabungkan, maka nominalnya akan lebih besar lagi.

Manfaat lain yang saya dapatkan juga adalah dari segi pembayaran. Menurut saya pribadi, Listrik Pintar sangat memudahkan pengguna dalam melakukan pembayaran karena tidak capek-capek menuju ke kantor PLN, tidak perlu antri lama-lama di loket pembayaran. Bahkan tidak takut lagi kena denda hanya gara-gara telat membayar. Saya mengatakan demikian, karena sebelumnya pernah juga mengontrak rumah dan semua itu sudah saya lalui.

Tak hanya itu saja, kamu tidak perlu ribut-ribut lagi dengan petugas PLN bahkan petugas pencatat meteran gara-gara hitungannya tidak akurat. Menariknya lagi, kamu bisa mengisi pulsa listrik sesuai kemampuanmu. Misalnya bertepatan dengan tanggal tua dan isi dompet lagi mencekak, maka kamu bisa mengisi pulsa listrik dengan nominal Rp. 20.000. Diluar dari nominal tersebut ada yang Rp. 50.000, Rp. 100.000, sampai Rp. 1.000.000 pun ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun