Mohon tunggu...
Arbit Manika
Arbit Manika Mohon Tunggu... Administrasi - Aktivis Desa dan Pro Demokrasi

Aktivis Desa dan Pro Demokrasi

Selanjutnya

Tutup

Politik

Quick Count Vs Real Count 02, Siapa yang Bohong?

20 April 2019   17:01 Diperbarui: 20 April 2019   21:34 718
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lembaga survei tanah air sedang galau, bagaimana tidak, 12 lembaga survei yang  selama ini menjadi salah satu pihak yang berkonstibusi besar pada setiap kontestasi  Pilkada, Pilgub, Pilpres, dan Pileg, tiba tiba hasil Quick Countnya beberapa hari lalu, di anggap hoax dan bodong.

Tentu ini menjadi tamparan bagi lembaga lembaga Survei, yang telah berusaha menyuguhkan perhitungan cepat kepada publik, yang selama ini hasil akhir KPU dengan Quick Count dari lembaga lembaga Survei ini, 99% tingkat akurasinya. Penolakan pihak DKN 02 atas hasil Quick Count, dengan nada sinis, bahkan menuduh lembaga survei  bodong, termasuk Litbang Kompas, membuat pihak 02 mendapat banyak kecaman dari netizen di media social.

DKN 02 selain menolak dan menuduh lembaga survei tidak indevenden, pihaknya mengeluarkan data Real Count C.1 dengan hasil akhir 62% kemenangan pihak 02, di waktu yang bersamaan lembaga survey menayangkan hasil Quick Countnya. Burhanuddin Muhtadi, Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, menyatakan, "imposible Tim DKN 02, mampu mengumpul dan mengolah data C.1, dari 813.350 TPS hanya dalam waktu beberapa jam". Bahkan Muhtadi menantang buka data, tapi DKN 02, tidak berani.  

Hal lain yang menarik dan menjadi perbincangan di media social, soal ketidak hadiran Sandiaga Uno pada dua kali Deklarasi klaim kemenangan 02, yang tersebar issu sedap, bahwa Sandiaga Uno, diusir oleh Prabowo dirumahnya di jln kartanegara, karena menolak ajakan deklarasi klaim kemenangan. Sandi hadir  pada Deklarasi ketiga, itupun hanya beberapa menit, dengan wajah yg lusuh, tegang dan pandangan yang kosong. Netizen di media social merespon sikap Sandi yang mengundang banyak tanya, bahkan sebahagian meyakini, issu yang beredar adalah benar, setelah melihat gestur Sandi yang tidak lazim.    

SBY sebagai Ketua Umum Partai Demokrat, dan sebagai Mantan Presiden, merespon sikap Prabowo dengan menarik semua kader Demokrat dari DKN 02, agar tidak terlibat pada tindakan inkonstitusional yang dilakukan Prabowo.

Deklarasi kemenangan Prabowo sebagai pemenang Pilpres 2019, yang telah dilakukannya sebanyak tiga kali, dengan dasar data Real Count internalnya, dan menganggap hasil Quick Count 12 lembaga survei, yang memenangkan Jokowi 54.5%, adalah Hoax dan Bodong, merupakan sesuatu yang lucu dan sedikit gila, kata anak milenial. Karena jika prabowo dan Elite elit yang mendampinginya, menolak hasil Quick Count, mestinya menunggu hasil KPU sebagai lembaga yang memiliki kewenangan untuk menentukan siapa pemenang Pilpres 2019.  

Kedua adalah, jika DKN 02 merasa data Real Countnya adalah valid dan layak dipercaya, kenapa data itu tidak di buka ke publik, agar ketahuan siapa yang bohong, apakah lembaga Survei, KPU atau DKN 02.

Sikap Prabowo dan Timnya yang tidak mau membuka data Real Countnya, tentu dapat dipastikan bahwa apa yang di sebutkan Prabowo saat Dekralasi bahwa hasil Quick Count oleh 12 lembaga Survei adalah Bodong, sebenarnya yang bohong siapa ?. Terakhir DPP PDIP ikut menantang DKN 02 agar buka data Real Countnya bareng bareng, tapi sampai detik ini DKN 02 tidak memberi jawaban.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun