Mohon tunggu...
Arayu
Arayu Mohon Tunggu... Lainnya - writer

Dare to dream and reach it!!!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Wel (1)

14 November 2021   18:10 Diperbarui: 14 November 2021   18:12 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Healing center, tempat aku bekerja. Seperti namanya tugasku disini melakukan penyembuhan terhadap teman-teman yang mengalami trauma hebat akibat suatu kejadian. Tidak hanya itu saja kami juga melakukan pendampingan khusus bagi mereka yang membutuhkan.

Rata-rata keluarga teman-teman yang kami dampingi disini mengagumi profesiku. Mereka seolah mendewakan kami karena berhasil membantu anggota keluarga mereka keluar dari traumanya.

Memang, pekerjaan sosial seperti ini harus kuat-kuatan. Kuat-kuatan untuk tidak tidur, kuat-kuatan untuk tidak pulang ke rumah, juga kuat-kuatan untuk memberi pengertian kepada keluarga atas pekerjaan kami. Terlebih lagi kalau sudah menikah dan mempunyai anak kuat-kuatannya nambah jadi kuat-kuatan nahan kangen sama keluarga. 

Kalau aku sih sudah kuat sedari dulu. Aku Welastri, teman-temanku disini memanggilku Wel. Panggilan mereka itu membuatku sembuh detik demi detik, hari demi hari bahkan tahun demi tahun dari patah hati terhebatku. Beruntungnya aku punya teman-teman yang tau bagaimana cara menghadapiku dan memotivasiku dari keterpurukkan.

"Wel, udah makan?" tanya Dina sahabatku

"Belum, ntar ajalah, kan aku abis ini free, kamu juga kan?  Dina mengangguk

"Temenin aku ya" kataku memohon

"Siap"

Ben adalah orang yang paling berjasa untukku, dia sosok patah hati terhebatku. Hari ini adalah jadwalku bertemu dengan Ben. Setidaknya setiap hari minggu pertama di awal bulan aku selalu mengunjunginya.

Ben sangat akrab dengan keluargaku juga dengan teman-temanku. Dia salah satu pasienku di healing center dulu. Seluruh teman-temanku mengenal sosok Ben yang mulanya sangat tertutup dan hanya mau bertemu dengan beberapa orang saja, lambat laun menjadi orang yang kembali ceria, dan bangkit dari keterpurukannya.

Ditinggal pergi oleh sosok ayah yang sangat dia idolakan menjadikan dia sangat rapuh. Ibunya membawa Ben kesini ketika Ben sudah sangat susah untuk didekati. Awalnya Dina yang menjadi pendamping Ben, namun Dina kewalahan dan kemudian digantikan olehku. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun