Mohon tunggu...
Anggi Aran
Anggi Aran Mohon Tunggu... -

urban planner insyaAllah

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Penduduk Paling Sopan yang Selalu di Perlakukan Dengan Kurang Ajar

25 Oktober 2014   02:16 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:50 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Masyarakat Indonesia dinilai merupakan masyarakat yang memegang budaya sopan santun yang luar biasa, dengan tutur yang luhur dan memiliki nilai budaya timur dengan kebiasaan ramah tamah yang sangat pekat di masyarakatnya. Budaya menyapa dan saling melempar senyuman bahkan dengan orang yang tidak dikenal dengan akrab merupakan kebiasaan yang umum di Indonesia. Budaya membungkukkan badan di hadapan orang tua bukanlah hal tabu di Indonesia.

Namun sopan santun di Indonesia kini sudah tidak lagi menjadi dasar berperilaku masyarakat. Salah satu yang paling sering dipertontonkan adalah bagaimana sifat masyarakat di jalan raya. Tidak malu untuk saling beradu argumen mengenai hal sepele yang seharusnya dapat dimaklumi, tidak malu untuk saling melempar kata-kata kasar dalam karena hal yang seharusnya tidak perlu, dan tidak pernah malu saling serobot jalur yang bukan seharusnya hak mereka. Begitulah wajah sopan santun Indonesia di jalan raya. Salah satu hal yang paling miris untuk disaksikan adalah bagaimana pengendara bermotor tidak pernah malu menggunakan jalan yang seharusnya miliki pejalan kaki, yang notabene adalah salah satu pengguna jalan paling sopan.

Penulis menggunakan kata paling sopan, dalam hal ini karena pejalan kaki merupakan pengguna jalan yang tidak banyak memberikan dampak buruk bagi lingkungan, tidak menimbulkan polusi udara, suara dan juga polusi bau. Selain itu juga pejalan kaki tidak memberikan dampak buruk lainnya seperti kemacetan, dan juga tidak mengganggu keselamatan pengguna jalan lainnya. Namun aksi yang mereka berikan tidak sebanding dengan reaksi yang mereka terima. Sopan santun yang mereka pertontonkan mendapat balasan berupa sikap kurang ajar pengguna jalan lain. Hak mereka berupa trotoar tidak jarang diserobot oleh kendaraan bermotor dan pedagang kaki lima. Jembatan penyebrangan yang sangat minim masih harus dibagi dengan pengendara kendaraan bermotor lainnya. bahkan segala sesuatu yang harus mereka bagi tersebut pada dasarnya masih belum layak bagi mereka sendiri.

Kondisi fasilitas bagi para penegak sopan santun di jalanan ini masih sangat jauh dari kata layak dan pantas. Kini yang dapat kita lihat adalah, mereka tidak hanya mendapat perlakuan kurang ajar dari pengguna jalan lain, namun juga mereka mendapat perlakuan yang kurang ajar oleh pemerintah sendiri. Padahal semestinya, pemerintah adalah pemberi lindungan bagi mereka, pemberi hak yang pantas bagi mereka, dan juga penegak hukum atas hak mereka yang dilanggar dan direnggut.

Jauh dari kata layak apalagi nyaman. Hak pejalan kaki di Indonesia sangat minim dari hal-hal yang dapat memberikan rasa nyaman dan aman bagi mereka. Di Ibukota Negara yang menjadi daerah yang paling dekat dengan gedung-gedung kekuasaan negara saja masih banyak hak pejalan kaki yang diabaikan. Kondisi jalur pejalan kaki yang belum layak dari segi fisik, masih belum terintegritas, dan juga kondisi jembatan penyebrangan yang masih sangat minim dari segi fasilitas penunjang. Selain itu juga masih minimnya penindakan terhadap oknum yang merenggut hak pejalan kaki merupakan salah satu bentuk tindakan kurang ajar pemerintah terhadap para pejalan kaki.

Padahal pada dasarnya masyarakat yang memilih berjalan kaki ini adalah orang-orang yang telah membantu pemerintah itu sendiri untuk mengurangi kemacetan, mengurangi polusi udara, dan juga mengurangi tingkat kecerobohan di jalan raya seperti yang sering terjadi oleh pengendara kendaraan bermotor. Hal inilah yang tidak diperhatikan oleh pemerintah. Bagaimana sopan santun yang mereka telah tunjukan tidak mendapat balasan yang setimpal. Orang-orang yang memilih untuk berjalan kaki tidak meminta suatu penghargaan atas bentuk tindakan sederhana mereka ini. Mereka hanya meminta hak mereka yang seharusnya mereka dapatkan atas bentuk kewajiban mereka terhadap lingkungan. Mereka hanya meminta pemerintah mengeluarkan sedikit kewajiban pemerintah yang harusnya pemerintah keluarkan untuk mereka.

Jika pemerintah jeli dan memperhatikan, seharusnya meningkatkan pelayanan bagi pejalan kaki merupakan salah satu hal yang wajib dikerjakan oleh pemerintah. Karena dengan cara inilah pemerintah dapat meningkatkan daya tarik masyarakat, untuk mengurangi pengendaraan bermotor dengan beralih berjalan kaki. Namun bagaimana masyarakat dapat semakin tertarik untuk berjalan kaki apabila hak kecil merek berupa jalur pejalan kaki yang nyaman dan aman saja tidak tersedia.

Dari hal kecil inilah harusnya kita semua sebagai bagian dari Bangsa Indonesia harusnya mulai malu atas apa yang sering kita pertontonkan di jalan raya. Rasa saling menghargai, rasa sopan santun, bentuk tenggang rasa harusnya kembali kita tunjukkan sebagai cerminan dari bangsa yang berbudi luhur. Apalagi bagi orang-orang yang sudah sangat ramah dan sopan kepada kita, seperti pejalan kaki. Tidak sepantasnyalah seorang yang telah ramah kepada kita, yang sudah sopan kepada kita malah kita jejali dengan air liur kita. Bukankah lebih pantas kita menunjukan sikap yang juga ramah dan sopan kepada mereka yang telah sopan dan ramah kepada kita? Bukankah kita seharusnya menghargai mereka yang sudah membantu kita menjaga sesuatu yang sangat penting bagi kita? Yakni lingkungan yang ada di sekitar kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun