Mohon tunggu...
Arsad Rahim Ali
Arsad Rahim Ali Mohon Tunggu... Administrasi - Epidemiolog, Nutritionist, Perencana Pembangunan Daerah dan Citizen Journalist Blog

Bekerja ditingkat Kabupaten

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Merasiskan Anak Papua, Mengganggu Rasa Kemanusian Negara

21 Agustus 2019   08:26 Diperbarui: 21 Agustus 2019   08:52 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pasca adanya rasis kepada anak-anak papua di Surabaya dan Malang. Negri Papua bergejolak, orasi-orasi mereka "merdeka" dan meminta referendum.

Rasa kemanusiaan mereka terganggu, yang menyebutkan rasis dengan kata-kata yang tidak pantas, --- Anjing, Monyet, pulang sana kepapua'---- yaaa. Itu di surabaya. 

Sungguh saya prihatin!!. Sungguh terjadi dikota surabaya, yang sudah kita kenal sebagai kota pahlawan, mempertahankan bendera tetapi justru sebaliknya tiang bendara yang patah secara alami karena beban yang berat dan benderanya jatuh secara alami, anak papuapun yang dituduh dan dihina. Sungguh terlalu.

Reaksi anak-anak papua kemudian bermunculan, seakan mereka mengajarkan kepada kita bahwa yang nama rasis itu sangat mengganggu rasa kemanusian, tidak adil dan tidak beradab.

Mereka yang memberikan komentar terhadap kasus rasis dan reaksi anak Papua banyak yang tidak nyambung, mala justru memperkeru suasana batin anak-anak papua terganggu.

Sebaiknya bagi warga negara yang memang tidak merasa menyatu dengan papua, janganlah memberikan opini atau komentar tentang orang papua walaupun anda sesorang pejabat negara. Mereka membakar bendera karena kalian yang menyebut mereka rasis dengan fitnah menjatuhkan bendera dan dimasukan ke dalam parit selokan. Padahal itu tidak benar.

Bila anda tidak menyatu dengan orang papua, saya yakin komentar Anda cenderung "menghina".

Ramainya komentar yang terekam di media sosial, cenderung terdeteksi menghina orang papua, semisal kirimkan banser ke papua. Perlu anda tahu itu adalah penghinaan. Alasan menumpas para pembakar bendera itu sangat mudah ditangkap, tidak perlu kirim banser segala. 

Tapi yang utama yang perlu anda tahu, berasal dari kasus surabaya disitu  biak keroknya, tiang bendera yang patah secara alami yang kemudian benderanya jatuh juga secara alami langsung anak-anak papua yang dituduh, dihina dengan kata-kata yang sangat berbau rasis mengganggu rasa kemanusiaan, harus ditahu rasa kemanusiaan lebih utama dari hanya sekedar bendera yang merupakan sebuah lambang. 

Tapi rasa kemanusian lebih utama, karena ia masuk dalam komponen dasar kehidupan berbangsa dan bernegara.---Kemanusian yang adil dan beradab------ merasiskannya itu jelas merusak kehidupan berbangsa dan bernegara, rasa kemanusiaan juga masuk dalam pancasila sebagai unsur kedua kemanusian yang adil dan berada setelah unsur pertama Ketuhanan Yang Maha Esa.

Nyeri juga negri ini, fenomena yang terjadi mengarah kepada Hal-hal yang tidak diinginkan, setelah rasa ketuhanan terganggu dengan dilarangnya bendera tauhid dikibarkan, saling mengejek antar agama, kini mulai bergerak turun ke sila kedua pancasila, terganggunya rasa kemanusian dengan saling me-rasis-kan antar warga negara. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun