Mohon tunggu...
Arako
Arako Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Best in citizen journalism K-Award 2019 • Pekerja Teks Komersial • Pawang kucing profesional di kucingdomestik.com

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Digitalisasi Ternak Jangkrik? Bisa Kok!

19 Desember 2022   22:56 Diperbarui: 19 Desember 2022   23:00 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ternak Jangkrik (dok pri)

Saya baru tahu kalau beternak jangkrik rupanya benar-benar sebuah peluang usaha yang cukup menjanjikan. Awalnya berangkat dari kegelisahan saya yang harus meninggalkan mama yang sudah janda itu sendirian lantaran saya diboyong suami ke tanah Jawa pascamenikah. Saya merasa perlu membuatkan mama sebuah "kesibukan" untuk rutinitasnya sehari-hari agar tidak terlalu kesepian. Selain untuk sekadar membunuh waktu, biar sekaligus dapat manfaat finansial agar tidak hanya tergantung dengan uang bulanan kiriman anak-anaknya.

Tadinya saya berpikir untuk memodali beliau untuk membuka warung kecil di rumah atau berjualan makanan ringan. Toh, mama sudah pernah punya pengalaman berjualan karena dulu bahkan sempat punya kios di pasar.  Namun karena sesuatu dan lain hal, beliau menolak. Mama yang tinggal di satu dusun di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan  itu malah berkata, "Tolong bikinkan kandang jangkrik saja sama belikan bibitnya. Tidak usah banyak-banyak. Mama mau belajar ternak jangkrik saja."

Menurut mama, permintaan jangkrik di dusun tempatnya tinggal itu cukup tinggi. Selain untuk suplai pakan ternak di toko-toko dalam partai besar , jangkrik juga bisa dijual eceran sebagai umpan memancing masyarakat. Selain itu, perawatan jangkrik sangatlah mudah plus makanan alaminya berupa dedaunan dengan mudah didapat hanya dari halaman rumah.

Singkat cerita, mama yang semula hanya punya 3 kotak jangkrik, dalam jangka waktu kurang dari 2 tahun saat ini sudah berkembang menjadi 23 kotak. Omset yang didapat jangan ditanya. Penghasilan saya yang freelancer ini sudah jauh tertinggal. 

Padahal mama saya tidak terlalu ambisius dalam menjalankan bisnisnya. Beliau lebih mengincar partai eceran yang pembelinya didominasi anak-anak atau remaja tanggung yang hendak memancing atau punya burung piaraan. 

Meski demikian, saat ini saya mendorong mama agar lebih memberi nilai pada usahanya. Siapa tahu malah jadi bisa peluang memberdayakan rekan-rekan sesama perempuannya di dusun agar lebih mandiri secara finansial. Saat ini toh zaman sudah memasuki era digital yang memudahkan segalanya, berkah digitalisasi bagi UMKM. Nggak cuma pemasaran yang sudah online, akses permodalan pun sudah kian mudah dan inklusif, semua orang sudah punya aksesnya. 

BRI, yang senantiasa ingin memberi makna bagi Indonesia, mendukung inovasi dan kreativitas insan BRILianpreneur dengan akses peminjaman yang muda(h). Sudah lama lho BRI ada di Indonesia hingga mencapai HUT127BRI saat ini. Kita bisa dengan mudah merasakan nyatanya BRIPahlawanFinansial melalui aplikasi BRImo, Agen BRILink, Mantri BRI, dan kanal-kanal lain yang mendekatkan BRI dengan masyarakat. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun