Mohon tunggu...
Arako
Arako Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Best in citizen journalism K-Award 2019 • Pekerja Teks Komersial • Pawang kucing profesional di kucingdomestik.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kadang Rombongan Pesepeda Memang Searogan Itu

29 Mei 2021   12:55 Diperbarui: 29 Mei 2021   13:10 1076
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto diambil dari instagram/@gaya.bersepeda

Sudah lihat foto rombongan pesepeda yang diacungi jari tengah oleh mas mas motoran yang viral beberapa hari ini? Well, gesture mengacungkan jari tengah yang dilakukan mas mas motor memang tidak sopan. Tapi kadang oknum rombongan pesepeda kota memang searogan itu hingga "pantas" diacungi jari tengah. 

Merasa jalanan punya mereka sendiri sehingga bikin kesal level dewa pengguna jalan yang lain. Jika diklakson atau ditegur, biasanya malah balik ngegas atau malah upload foto di sosmed dengan caption menyebalkan seperti ini. 

Sumber : tangkapan layar pribadi dari IG @luckybw
Sumber : tangkapan layar pribadi dari IG @luckybw

Hello, mas. Yang arogan itu bukan pesepeda motor, tapi rombongan anda. Mana ada itu share the road. Itu mah nutupin jalan keleus!!!! (Hiiihhh!!!) 

Saya tidak bilang semua pesepeda begitu ya. Teman-teman saya banyak kok yang tukang gowes dan masih tahu etika di jalanan. Tapi tidak bisa dipungkiri, pesepeda yang agak lupa sama etika juga masih banyak sekali ditemui. 

Saya tinggal di Palembang. Mobilitas sehari-hari pakai sepeda motor. Selama ini sama sekali tidak masalah dengan mereka yang bersepeda sendiri. Meski Palembang nyaris tidak punya jalur khusus sepeda (punya sih di beberapa ruas jalan, tapi sepertinya tidak berfungsi), umumnya para solo goweser bersepeda dengan tertib di sisi jalan. 

Tapi saya selalu was-was kalau sudah bertemu rombongan pesepeda yang lebih dari 5 orang. Bukannya melaju beriringan, mereka kerap menghabiskan sebelah ruas jalan sendiri. Iya, seperti jalan-punya-nenek-lo gitu deh. 

Hal itu bukan hanya bikin arus lintas melambat dan terhambat, namun juga membahayakan nyawa. Kalau terserempet atau tertabrak kendaraan lain bagaimana? 

Idealnya setiap kota memang punya jalur khusus sepeda sendiri. Namun jika belum tersedia, maka etika dan safety yang harus dikedepankan. Harus tahu berbagi hak dengan pengguna jalan yang lain.

Tidak perlu lah rasanya menghabiskan semua sisi jalan sendiri. 

Selain itu, para pesepeda sepertinya juga perlu membatasi anggota dalam rombongan. Bersepeda dalam jumlah rombongan besar memang jadi rentan memenuhi jalan. Iya kalau bisa tertib beriringan, kebanyakan sih tidak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun