Tulisan ini bernada curcol dan nyampah. Mungkin juga akan sedikit emosional. Tapi saya merasa perlu menuliskan ini. Anggaplah sebagai upaya detoksifikasi mental demi menjaga diri tetap waras.Â
***
Suatu hari ...Â
"Ra, Ara ... sini dulu," kata seorang lelaki memanggil saya di tengah kerumunan acara yang saya hadiri. Lelaki ini berkelompok di sudut dengan beberapa orang. Mereka semua tampak cengengesan.Â
Saya sebetulnya enggan mendekat, awalnya, namun Si A, lelaki yang memanggil saya ini terlihat sangat serius. Takut ada sesuatu yang penting untuk dibicarakan, saya pun mendekat.
"Ada apa, Kak?" tanya saya dalam bahasa Palembang. (Well, semua percakapan ini sebetulnya terjadi dalam bahasa Palembang. Langsung saya terjemahkan biar nggak ribet).
"Ada yang nyari kamu..."
"Siapa?"
"Itu tu di sana ...," kata si A menunjuk temannya, si B.Â
Saya menoleh ke arah B. Bertanya baik-baik, "Ada apa, Kak?"Â
"Nggak ... nggak ... nggak ada apa-apa...," kata si B yang buru-buru menjauh.Â