Mohon tunggu...
Arako
Arako Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Best in citizen journalism K-Award 2019 • Pekerja Teks Komersial • Pawang kucing profesional di kucingdomestik.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Haruskah Menunggu Melinda Zidemi yang Lain?

27 Maret 2019   04:40 Diperbarui: 29 Maret 2019   21:00 7782
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Melinda Zidemi, S.Th * dokumentasi pribadi

Hey. Kak Mel itu bepergian saat hari masih terang lho.

"Makanya, jadi perempuan jangan pakai baju seksi dan mengundang syahwat."

Demi apa, 5 tahun saya mengenalnya, belum pernah saya lihat Kak Mel pakai baju seksi. Dia itu lulusan seminari, berpakaian rapi dan sopan sudah jadi pakem mereka.

"Makanya, perempuan jangan suka pergi sendirian."

Nah. Kak Mel juga tidak pergi sendirian. Ada yang menemaninya saat kejadian naas itu.

Masalahnya, apa sih yang bisa dilakukan seorang perempuan ketika para predator seksual memutuskan beraksi? Ga ada. Perempuan kebanyakan cuma bisa pasrah. Melawan pun lebih sering berbuah sia-sia. Karena dari segi kekuatan fisik dan mental, mereka yang kadung dalam posisi terancam memang otomatis menjadi lemah.

Dear, Sumsel. 

Begitu payahkah dirimu melindungi kaum hawa di tanah ini? Data WCC Palembang yang dilansir Republika, selama tahun 2018, tercatat ada 79 kasus perkosaan dan kekerasan seksual lainnya di 17 kabupaten dan kota dalam wilayah Provinsi Sumatera Selatan. Masuk Top Ten se-Indonesia.

Mengapa nyawa manusia di sini seperti tidak ada harganya? 

Apa yang harus kami lakukan agar rasa aman itu kembali? Bahkan diam dan terkurung di rumah pun bukan jaminan. Mayoritas pelaku kekerasan seksual adalah orang dekat dan punya hubungan darah dengan korban.

Saat ini yang bisa saya --dan kami para perempuan-- lakukan memang hanya meningkatkan kewaspadaan. Menghindari segenap tempat sepi nan rawan, serta sebisa mungkin mengajak teman saat bepergian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun