Mohon tunggu...
Arako
Arako Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Best in citizen journalism K-Award 2019 • Pekerja Teks Komersial • Pawang kucing profesional di kucingdomestik.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Tak Ada Ruang Bernama "Kasihan" untuk ADHD

16 Mei 2018   11:58 Diperbarui: 16 Mei 2018   12:50 1081
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ADHD : Attention Deficit Hiperactivity Disorder. Sumber: www.diarysehat.info

Tak ada ruang bernama "kasihan" untuk penyandang ADHD. Apalagi permakluman.

Sebelum membahas ini lebih jauh, izinkan saya menjelaskan sedikit soal ADHD. ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) atau Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas adalah sebuah gangguan pada perkembangan otak yang menyebabkan penderitanya menjadi hiperaktif, impulsif, serta sulit memusatkan perhatian.

Saya divonis ADHD di usia 27 tahun. Amat terlambat mengingat kelainan ini seharusnya sudah bisa diidentifikasi sejak usia kanak-kanak seperti halnya autisme. Sedikit menyesali keterlambatan ini, namun sangat bersyukur karena semua "keanehan" dalam diri akhirnya punya jawaban. Yah, saya lega. Ternyata saya tidak se-"anak setan" itu. Saya "cuma" ADHD.

Ketidak-seimbangan cairan dalam otak dan kinerja otak yang berbeda dengan manusia normal, membuat penyandang ADHD memiliki tiga gejala utama seperti berikut 

1.Hiperaktif

Tidak bisa diam, pecicilan, sulit duduk tenang, senang berlari atau memanjat sesuatu, menggeliat, mudah bosan, dan selalu terlihat gelisah. 

2. Inattention

Tidak (atau bermasalah pada) perhatian. Sulit fokus, tampak tidak mendengar saat orang lain berbicara, perhatian yang sangat mudah teralihkan, sering melakukan kesalahan karena kurang hati-hati, sulit menyelesaikan tugas, sering lupa dan kehilangan sesuatu, sering mengigau bahkan berjalan saat tidur.

3. Impulsif

Bertindak tanpa berpikir (spontan). Sulit menunggu giliran, sering menginterupsi orang lain, berbicara/menjawab pertanyaan sebelum diberi kesempatan, bertindak tanpa memikirkan konsekuensinya (mis : berlari di tengah acara formal, mengejar sesuatu yang berbahaya, dll).

Sebelum tahu bahwa saya ini penyandang ADHD, saya selalu bingung kenapa terus-terusan membantah orang lain meski tahu hal itu tidak sopan. Saya lelah terus berdebat dengan siapa saja, meski tahu tidak ada gunanya. Saya tidak berhenti menyesal dan menyalahkan diri sendiri karena siklus membuat orang lain terluka akibat ketidaksabaran saya terus berulang sepanjang hidup.

Namun setelah tahu ADHD juga tidak lantas membuat segalanya jadi mudah. Saya tidak terlalu bermasalah dengan gejala hiperaktivitas dan inattention (karena sepertinya semua orang sudah maklum dengan saya yang pecicilan dan seolah "punya dunia sendiri"), namun tidak demikian dengan gejala impulsif saya.

Dunia orang dewasa yang kompleks, dan menuntut saya rutin bersosialisasi membuat gejala impulsif menjadi sebuah masalah besar. Tidak ada orang "waras" yang menoleransi mulut nyablak saya. Tidak ada yang tidak marah, kalau saya mulai bertindak seenaknya tanpa memikirkan konsekuensi sama sekali. Tidak ada permakluman untuk kesulitan saya menunda respon.

Semakin rumit, ketika sebaik apa pun saya menjelaskan fakta ilmiah terkait  ADHD, semuanya malah hanya terdengar seperti sebuah pembenaran. Semacam pembelaan diri atas sebuah perbuatan yang jelas-jelas salah dan merugikan orang lain. Bahkan, tidak sedikit pula yang menganggap ADHD adalah lelucon yang tidak diyakini kebenarannya.

Tidak ada yang percaya bahwa setiap harinya, saya selalu sibuk membungkam isi kepala sendiri. Penyandang ADHD berpikir terlalu cepat dan kompleks, namun tidak tahu cara berhenti. Seperti mobil Ferrari yang rem-nya blong.

Bingung?

Coba bayangkan kalian terkurung di satu ruangan dengan 100 televisi menyala bersamaan, tanpa tombol power atau volume. Bingung, mana yang harus didengarkan. Bingung, program mana yang harus diprioritaskan. Belum selesai kamu memutuskan, mulut atau tangan atau kakimu sudah bergerak dengan sendirinya.

Bahkan saat tidur, saya tidak pernah benar-benar beristirahat. Kalau hanya diganggu mimpi sih masih mending,  tapi sampai berjalan sambil tidur itu benar-benar repot dan melelahkan.

Kadang, penyandang ADHD terlihat diam dan sangat tenang. Tapi sesungguhnya itu hanya kelihatannya saja. Otak di dalam hanya sedang dalam mode hiperfokus, yang memang berlaku untuk hal-hal tertentu yang sangat disukai (kalau saya membaca komik dan nonton anime ).

27 tahun, dan ADHD itu melelahkan. Tapi saya tidak tinggal diam, tentu saja. Sudah tahu tidak ada manusia normal yang akan memaklumi, atau mengasihani ... pilihan tersisa ya memang hanya berjuang mengobati. Yup, saya sudah jadi pasien tetap sebuah klinik psikiatri.

Psikiater saya mengatakan ADHD tidak bisa disembuhkan, namun dengan sejumlah terapi (obat, perilaku, psikologi), gejalanya bisa ditekan. Tidak mudah dan tidak instan tentu saja. Saya tidak tahu butuh waktu berapa lama sampai mampu mengendalikan semua gejala impulsif yang paling sering merugikan orang lain ini. Tapi saya tidak akan menyerah. Saya akan buktikan kalau saya lebih dari sekadar ADHD.

Saya tidak minta dikasihani. Tidak pula minta dimaklumi, apalagi dibenarkan atas perilaku saya yang jelas-jelas salah dan merugikan orang lain. Namun, mengingat sungguh tidak mudah bagi saya menjalani semua ini ... saya berharap, orang-orang bisa sedikit --sedikit saja-- menambah dosis kesabaran saat menghadapi saya. Sedikit dosis kesabaran yang sama, ketika mungkin Anda tidak sengaja tertabrak oleh seorang buta di tengah kerumunan.

Jika masih punya waktu, tidak ada salahnya menonton video ini. Berisi puisi yang ditulis seorang anak penyandang ADHD.


Take My Hand ~ Andrea Chesterman Smith

 
Take my hand and come with me,

I want to teach you about ADHD

I need you to know, I want to explain,

I have a very different brain

Sights, sounds and thoughts collide,

what to do first? I can't decide!

Please understand , I'm not to blame

I just can't process things the same


Take my hand and walk with me,

Let me show you about ADHD

I trie to behave I want to be good,

but sometimes I forget to do as I should

Walk with me and wear my shoes,

you'll see is not the way I choose

I do know what I'm supposed to do,

 but my brain is slow getting the message through

Take my hand and talk with me,

 I want to tell you about ADHD

I rarely think before I talk,

I often run when I should walk

It's hard to get my school work done,

my thoughts are outside having fun

I never know where to start,

 I think with my feelings and see with my heart


Take my hand and stand by me,

I need you to know about ADHD

It's hard to explain but I need you to know,

I can't help my feelings show

Sometimes I'm angry, jealous or sad I feel overwhlemed frustrated and mad

I can't concentrate and loose all my stuff,

 I trie really hard but it's never enough


Take my hand and learn with me,

I want to share a secret about ADHD

I want you to know there is more to me,

 I'm not defined by it you see?

I'm sensitive, kind and lots of fun,

I'm blamed for things I haven't done

I'm the loyalest friend you'll ever know,

 I just need a chance to let it show

Take my hand and look at me,

 just forget about ADHD

I have real feelings just like you,

The love in my heart is just as true

I may have a brain that can never rest,

but please understand I'm trying my best

I want you to know, I need you to see, I'm more than a label

I'm still me.

Palembang, Mei 2018

Kompal : Kompasianer Palembang
Kompal : Kompasianer Palembang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun