Mohon tunggu...
Arai Amelya
Arai Amelya Mohon Tunggu... Freelancer - heyarai.com

Mantan penyiar radio, jurnalis, editor dan writer situs entertainment. Sekarang sebagai freelance content/copy writer dan blogger. Penyuka solo travelling, kucing dan nasi goreng

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Jampi-jampi Mandalika, Dari Samudera hingga Ancala

18 November 2021   08:58 Diperbarui: 18 November 2021   09:10 1148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
selancar di pantai Gerupuk - Mandalika Instagram @ronnyvalstad

Berdiri anggun setinggi 3.726 mdpl, Rinjani memang layaknya seorang puteri yang menggelar sayembara. Siapakah yang punya keberanian mental dan fisik untuk melintasi lekuknya, akan memperoleh kepingan nirwana yang tiada tara. Terbentang lebih dari 40 ribu hektar, Rinjani adalah ancala yang mampu menarik jiwa-jiwa haus akan petualangan dari seluruh penjuru dunia.

Tak peduli langkah beranjak dari Sembalun, Tete Batu, Timbanuh, Torean, Senaru atau Aik Berik, tujuannya tentu sama. Mencapai puncak Anjani.

Tentu untuk mewujudkannya, tidaklah mudah. Rinjani tidak membuka dirinya secara cuma-cuma, karena dia butuh sebuah pembuktian. Apakah kalian cukup layak untuk bercumbu dengan hamparan sabana luas, tanah-tanah berbatu, tanjakan-tanjakan berkelok, hutan-hutan pinus yang berarak, dan tentu Segara Anak yang sangat termahsyur itu?

Atau mungkin Rinjani malah hanya tertawa karena kalian menjadi bagian yang justru menangis dan diliputi penyesalan di bukit-bukit menuju Plawangan Sembalun?

Tak ada yang tahu memang.

Karena itu adalah perjalanan yang hingga detik ini, masih menjadi impian bagiku.

Ya, Rinjani memang dambaan banyak pendaki gunung di Indonesia. Bertahta sebagai gunung berapi tertinggi kedua di Indonesia, Rinjani adalah dominasi mayoritas pemandangan di pulau Lombok bagian utara.

Lagipula orang macam apa yang tak akan melongo melihat panorama senja dengan awan menggantung di Pelawangan Sembalun? Bagaimana kabut-kabut tipis yang perlahan menyibak punggungan lereng menuju puncak Rinjani dan danau Segara Anak? Belum lagi sinar matahari terbit keemasan yang menjadi balasan langkah-langkah lelah di trek berpasir dan angin kencang menuju puncak?

Inilah kemegahan yang dijanjikan oleh Rinjani.

Tak berlebihan rasanya jika dianggap sebagai mahkota pulau Lombok.

Namun kalau menurut kalian Lombok hanya punya Rinjani, maka salah besar.

Jika Rinjani adalah atap dari pulau Lombok, maka kalian harus tahu apa yang menanti di bawahnya. Terbentang luas di bawah kaki-kaki Rinjani dan menjadi pagar menuju samudera, Mandalika menunggu dengan sihirnya.

Si Cantik Mandalika, yang Tak Boleh Hadir Biasa-Biasa Saja

Pantai Kuta Mandalika Invest Islands/Sumber: lombokoriginal
Pantai Kuta Mandalika Invest Islands/Sumber: lombokoriginal

"Selamat datang di Desa Adat Sade untuk Fabio Quartararo, Fransicesco Bagnaia, Joan Mir, Jack Miller, Johann Zarco, Brad Binder, Marc Marquez, Aleix Espargaro, Jorge Martin, Maverick Vinales, Dani Pedrosa, Andrea Dovizioso dan kawan-kawan lainnya.

Di desa ini, sudah 15 generasi suku Sasak tinggal secara turun-temurun. Dibuat dari atap jerami dan dinding anyaman bambu, rumah adat ini bernama Bale Tani. Tepat di bawah kalian, lantai yang diinjak ini terbuat dari campuran kotoran kerbau dan abu jerami. Begitu keras seperti semen, bukan?

Sambil menunggu Ayam Taliwang dan Sate Rembiga disiapkan, kalian bisa gantian menenun kain Sesek. Jangan sampai salah pilih warna. Ada warna kuning yang terbuat dari kunyit, hijau dari daun pandan, cokelat dari getah mahoni, getah kayu jati atau biji asam sampai ungu dari kulit manggis."

Tentu saja narasi di atas akan dilontarkan dalam bahasa Inggris. Sebuah khayalan? Memang. Tapi itu yang akan terjadi kalau aku menjadi guide para pebalap MotoGP dunia yang akan menjajal Pertamina Mandalika International Street Circuit pada bulan Maret 2022 mendatang.

Dalam hitungan bulan, Lombok akan menjadi pusat perhatian dunia. Setelah 25 tahun penantian, Indonesia akan menjadi tuan rumah MotoGP kembali. Sebuah momentum bagi Lombok untuk menunjukkan pesonanya, dengan Mandalika sebagai bintangnya.

Namun sebelum MotoGP 2022 itu, Mandalika akan menyambut para pebalap superbike dalam ajang World Super Bike (WSBK) 2021. Sirkuit Mandalika terpilih sebagai tempat di mana laga pamungkas digelar pada 19-21 November pekan ini. Yap, Mandalika akan jadi saksi siapa mampu mencetak sejarah sebagai juara, apakah Toprak Razgatliouglu atau Jonathan Rea.

pembangunan Sirkuit Mandalika Yoppy Renato/Bola
pembangunan Sirkuit Mandalika Yoppy Renato/Bola

Aku bisa membayangkan para pebalap itu mungkin akan luar biasa senang (atau malah sulit berkonsentrasi) saat menggeber motor-motor mereka di lintasan sepanjang 4.300 meter itu. Karena tentu suara deburan ombak dan bau air laut akan menyeruak ketika mereka saling melaju di 17 tingkungan Sirkuit Mandalika.

Samudera seolah memanggil mereka yang saling melawan angin ketika melahap 11 tikungan ke arah kanan dan enam tikungan ke arah kiri itu.

Karena itu aku tak menyalahkan saat Michael Doohan sang legenda MotoGP yang kerap disapa Mick itu mencemaskan para pebalap karena sulit membedakan nuansa kompetisi dan hawa liburan, saat tiba di Lombok nanti. Tak berlebihan karena sirkuit di pesisir selatan Lombok itu berhadapan langsung dengan Samudera Hindia.

Tak jauh dari Sirkuit Mandalika, terbentang Pantai Kuta Mandalika. Berjejer-jejer ada Pantai Seger, Pantai Serenting, Pantai Tanjung Aan sampai Pantai Gerupuk dengan keelokan mayapada yang luar biasa.

Inilah eksotisme Mandalika.

Bersama-sama dengan Danau Toba, Borobudur, Bunaken dan Bangka Belitung, Mandalika siap menjadi 'Bali baru' dengan statusnya sebagai DSP (Destinasi Super Prioritas).

Terpilihnya DSP Mandalika sebagai unggulan wisata Indonesia ini seolah bukti bahwa Mandalika siap membuka dirinya pada dunia. Tidak seperti dulu, Mandalika kini membiarkan para pelancong menemukannya.

Kondisi ini mau tak mau mengingatkanku pada tradisi Bau Nyale yang berakar pada legenda Putri Mandalika dan selalu dirayakan oleh suku Sasak di setiap tanggal 20 pada bulan ke-10, penanggalan mereka.

Alkisah Putri Mandalika adalah perempuan cantik jelita dan baik hati. Demi menemukan pendamping, sang Ayah yang adalah Raja menggelar sayembara. Berbondong pangeran dan pemuda dari penjuru negeri tiba. Namun Putri Mandalika tak ingin mereka semua saling perang hanya demi mendapatkannya. Dia pun memilih terjun ke laut di tepian pantai Seger.

tradisi Bau Nyale di pantai Seger Kemenparekraf/Sumber: Inews
tradisi Bau Nyale di pantai Seger Kemenparekraf/Sumber: Inews

Konon tubuh Putri Mandalika menjelma jadi cacing warna-warni di laut yang disebut nyale. Demi mengingat pengorbanan sang Putri Mandalika, suku Sasak pun menggelar ritual mencari nyale dari generasi ke generasi lewat tradisi Bau Nyale.

Dan seperti layaknya sang putri itu sendiri, kawasan Mandalika tentu wajib dibesarkan dengan perilaku yang istimewa. Sebagai gerbang wisata Pulau Lombok, Mandalika tak boleh hadir biasa-biasa saja.

Bagiku, tidak ada yang lebih tepat untuk membungkus bentang alam luar biasa tanpa batas di Mandalika-Lombok itu selain Sport Tourism.

Wisata Olahraga, Nafas Masa Depan Mandalika-Lombok

Bukit Merese - Mandalika Instagram @tommy.nyu7
Bukit Merese - Mandalika Instagram @tommy.nyu7

Pagebluk Covid-19 memang menghantam sektor pariwisata di Indonesia. Bahkan dari proyeksi 19 juta wisatawan mancanegara pada tahun 2021, Menparekraf Sandiaga Uno memangkasnya jadi 4-7 juta orang saja.

Butuh materi baru demi mengembangkan pasar wisata yang lebih luas. Memanfaatkan awareness masyarakat dunia akan pentingnya kesehatan akibat wabah corona, kutipan mens sana in corpore sano harus jadi slogan baru pelaku industri wisata.

Tak heran kalau UNWTO (Organisasi Pariwisata Dunia), menyebutkan jika olahraga akan menjadi katalis pembangkit denyut bisnis wisata, atau istilah kerennya sport tourism. Bahkan menurut UNWTO, sport tourism akan jadi sektor wisata dengan pertumbuhan tercepat.

Mandalika jelas jadi pilihan yang sangat tepat untuk menerapkan sport tourism, lewat paduan kearifan lokal dan bentang-bentang alam tanpa batasnya. Ada banyak sekali kegiatan olahraga pemacu adrenalin yang bisa dilakukan di seluruh penjuru Mandalika-Lombok.

Bagi pencinta lari, tantang dirimu lewat The Mandalika Ultra Trail 100. Ini adalah ajang lari lintas alam jarak jauh yang dimulai di pantai Kuta Mandalika lalu melaju ke arah timur. Sebelum akhirnya kembali ke sepanjang pantai perawan di arah barat dan mampir ke dusun Pangendan lalu finish di pantai Sekotong.

Enggan berlari dan memilih naik sepeda? Mandalika juga siap menggelar ajang serupa Tour de Singkarak lewat L'etape Indonesia by Tour de France pada Februari 2022 nanti, yang menawarkan dua lintasan sepanjang 125 km dan 75 km.

Lantas bagaimana jika bukan atlet profesional?

Tenang, kamu bisa langkahkan kaki ke Gunung Rinjani, lawan ombak di pantai Gerupuk atau snorkeling di pantai Tanjung Aan.

Inilah nafas masa depan pulau Seribu Masjid itu. Dengan keindahan alam dan sport tourism, Mandalika-Lombok akan menonjol sebagai permata Wonderful Indonesia.

selancar di pantai Gerupuk - Mandalika Instagram @ronnyvalstad
selancar di pantai Gerupuk - Mandalika Instagram @ronnyvalstad

Hanya saja jika ingin mengikuti jejak destinasi-destinasi sport tourism terbaik seperti Barcelona (Spanyol), Sydney (Australia), Rio de Janeiro (Brazil), Selandia Baru, Maroko, Malaysia, Korea Selatan sampai Qatar, Mandalika jelas butuh perjuangan.

Berkaca dari tulisan Frangky Selamat di Kompas, setidaknya ada empat aspek utama menurut Kim-Shyan dkk (2020) yang perlu dipersiapkan untuk menjadikan Mandalika-Lombok sebagai tujuan sport tourism papan atas kelas dunia.

Apa saja? Pemilihan lokasi yang berkualitas, perencanaan kompetisi olahraga yang tepat, profesionalisme penyelenggara dan tentunya kualitas pelayanan pelaku wisata. Di mana semua aspek ini sudah tentu melibatkan berbagai pihak mulai dari pemerintah, para stakeholder dan warga lokal demi menciptakan keramahan.

Aah, aku jadi membayangkan kalau tidak lama lagi akan ada berbagai paket wisata sport tourism yang mencakup keempat aspek itu.

Anggap saja aku menghabiskan satu pekan di Mandalika-Lombok dengan tujuan menikmati alamnya dan ditutup dengan menonton MotoGP. Maka aku akan memilih paket hiking ke Rinjani tiga hari dua malam lewat Sembalun dan turun di Senaru. Hari-hariku tak akan membosankan karena aku akan belajar menenun bersama suku Sasak di Desa Adat Sade.

Akan kubiarkan perutku penuh mencicip sate bulayak yang dibungkus dengan daun aren itu, sayur ares yang dibuat dari rebung alias batang bambu muda, ayam rarang yang pedas menggoda, nasi puyung yang mengingatkanku pada nasi kucing di pulau Jawa, sambal beberuk terung, hingga tentunya plecing kangkung berhias tauge dan parutan kelapa muda disiram kuah pedas itu.

Hingga akhirnya aku akan duduk bangga di Sirkuit Mandalika, menjadi saksi pebalap-pebalap dunia saling menggeber motornya dengan kecepatan bak cahaya di depan mata. Kelak nanti matahari terbenam, aku memilih bersantai di tepi pantai Kuta Mandalika atau terbengong di Bukit Merese, sambil bersyukur akan indahnya bumi negeri ini.

Karena kenapa harus liburan ke luar negeri jika di Indonesia Aja jauh lebih menyenangkan? Jadi, teruslah bersolek Mandalika-Lombok dan semoga kita bisa bertemu secepatnya!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun