Mohon tunggu...
Arai Amelya
Arai Amelya Mohon Tunggu... Freelancer - heyarai.com

Mantan penyiar radio, jurnalis, editor dan writer situs entertainment. Sekarang sebagai freelance content/copy writer dan blogger. Penyuka solo travelling, kucing dan nasi goreng

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Surat Cinta dari 74 Ribu Tahun Lalu itu Bernama Danau Toba

26 September 2021   23:54 Diperbarui: 26 September 2021   23:57 696
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Shutterstock/Franshendrik Tambunan

Dan teman terbaik untuk menikmati danau Toba tidak lain tidak bukan tentu adalah tarian tortor. Bagi orang Batak, tortor lebih dari sekadar tarian. Tortor adalah sebuah budaya purba yang memiliki kekuatan magis. Sebagai denyut nadi dari Heritage of Toba, tarian tortor mengingatkan saya kembali bahwa segala hal indah yang terbentang di sekitar danau Toba adalah sebuah surat cinta dari Sang Maha Kuasa.

Dibungkus kain ulos, para penari tortor akan bergerak seiring dengan alunan musik gondang, sayup-sayup terdengar suara maronang-onang menyanyikan syair luhur mengenai sejarah, doa dan keberkahan. Sebuah komunikasi luar biasa intim antara masyarakat Batak dengan Mula Jadi Nabolon (Tuhan Yang Maha Esa).

Manusia yang berdiam di sekitar Toba paham jika kaldera supervulkanik itu memang begitu memberi penghidupan bagi mereka. Tak hanya wisata dan warisan budaya yang menjadi magnet wisatawan, tanah-tanah di sekitar Toba juga luar biasa subur, warisan letusan maha dahsyat di masa lampau.

Banyaknya daerah resapan air di sekeliling Toba sangat mempengaruhi kualitas dan volume hasil bumi yang begitu memuaskan seperti biji kopi. Jangan pernah kamu meninggalkan Toba tanpa menyeruput aroma kuat biji kopi Sigararutang (si pembayar utang) yang sudah sejak lami jadi andalan petani-petani kopi di sekitar danau Toba, sebagai penopang kehidupan dan merajut mimpi anak keturunan mereka.

Menurut para ahli dan pemuja kopi, cita rasa kopi yang ditanam di sekitar danau Toba itu spesial.

Lewat buku Kopi: Sejarah. Botani, Proses Produksi, Pengolahan, Produk Hilir dan Sistem Kemitraan yang didasarkan para riset Puslitkoka (Pusat Penelitian Kopi dan Kakao), kopi-kopi Toba menonjol berkat karakternya yang kompleks, aroma floral menyerbak dan tingkat keasaman lembut sampai tinggi. Bahkan kadang memiliki karakter spicy yang bisa ditebak berkat ulah andaliman, rempah-rempah khas masyarakat Toba.

Sebuah paduan cita rasa luar biasa yang tentu tak akan terwujud tanpa adanya danau Toba. Sekali lagi membuktikan kalau Toba bukanlah sekadar danau biasa bagi masyarakat di sekitarnya. Karena Toba adalah jalur kehidupan, sebuah surat cinta yang memang diberikan Penguasa Semesta sejak 74 ribu tahun lalu.

Hantaman Pandemi dan Menjejak Kebangkitan Toba

danau Toba dari Samosir PL 05 SIGIT
danau Toba dari Samosir PL 05 SIGIT

Menjejak betapa besar potensi yang dimiliki danau Toba, Tak heran kalau akhirnya pada tahun 2020 lalu, Kaldera Toba ditetapkan sebagai salah satu UNESCO Global  Geopark. Kaitan geologis sekaligus warisan tradisi dengan masyarakat lokal baik dalam hal keanekaragaman hayati atau hal budaya, merupakan daya tarik kuat yang akhirnya menjadikan lokasi ini sebagai DSP (Destinasi Super Prioritas) Toba.

Ya, inilah masa depan danau Toba.

Setidaknya terdengar begitu indah sampai akhirnya pandemi Covid-19 menghantam sendi-sendi kehidupan di sana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun