Mohon tunggu...
Arai Jember
Arai Jember Mohon Tunggu... Asisten Rumah Tangga - Katakan Dengan Tulisan Jika Tak Sanggup Berlisan

Menulis itu investasi. Setiap kebenaran tulisan adalah tanaman kebaikan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kesenangan Semu dari Ikatan Palsu

15 Juni 2022   12:58 Diperbarui: 15 Juni 2022   12:58 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: bola.com

Betapa miris ketika kasus berkaitan dengan aborsi kembali ramai di media. Kali ini bukan main pilunya, karena pelaku tega berulang kali melakukan dosa serupa hingga tujuh kali. Dikabarkan dari laman sulsel.inews.id, pelaku melakukan aksinya sejak 2012. Setiap kali terjadi kehamilan, pasangan pria tak kunjung menikahi. Sehingga aborsi berulang kali yang jadi pilihan. [1] 

Ironinya, dari beberapa berita dikabarkan bahwa perempuan yang melakukan aborsi ini memiliki riwayat belajar di bidang kesehatan. Dengan demikian secara teori dia sudah mendapatkan edukasi seputar seks. Lantas mengapa sampai bisa mengkhianati ilmu yang digelutinya hingga mengorbankan nyawa janin? Apakah dengan terang mau menunjukkan bahwa sex education yang selama ini disuarakan masih gagal mengatasi moral remaja yang terlanjur menganggap zina sebagai tindakan biasa-biasa saja? 

Satu kasus yang naik ke permukaan saja sudah demikian adanya, lantas bagaimana dengan yang tersembunyi? Yang masih terus melakukan zina karena belum terendus media? Berapa banyak jumlahnya? Inilah sekiranya yang diterangkan sebagai ayat bahwa mendekati zina itu merupakan perbuatan keji dan jalan yang buruk. 

Jika sudah terjadi ikrar mendekati zina, syahwat seolah menemukan perlindungan. Atas nama cinta dan suka sama suka, mereka yang kebablasan tak segan berzina. Buaian kesenangan semu sesaat ketika sedang bermaksiat menyebabkan matinya akal sehat. Tak lagi berpikir bagaimana kalau datang bulan jadi telat. Tak lagi bertanya jika sampai membunuh janin dalam kandungan apakah tidak masuk perbuatan bejat. Bahkan tak lagi takut dengan pertanggungjawaban kelak di akhirat. 

Pada saat yang sama, kehidupan hendonis yang mengagungkan kebahagiaan dan hura-hura tak mampu memberikan jawaban kenapa nyawa tak bersalah itu harus dikorbankan. Jualan mereka yang selalu mengesampingakan agama dalam menjalani kehidupan dunia tak bisa menyolusi porak porandanya garis keturunan lantaran anak yang dilahirkan belum didahului dengan pernikahan. 

Tentu iklim pergaulan remaja akan berbeda jika aturan jilid atau rajam ada. Setiap yang masih melakukan pelanggaran pasca dicegah dan diperingatkan harus bertanggungjawab atas perbuatannya. Secara terbuka, dihadapan publik, menerima hukuman dari pihak yang berwenang atas pelanggaran yang sulit dikendalikan.  

Ketika pergaulan mengamalkan konsep larangan mengumbar aurat, khalwat, ikhtilat dan yang semisal, maka kecil peluang interaksi laki-laki dan perempuan secara bebas tanpa kepentingan terjadi. Artinya celah menuju aktivitas maksiat zina ditutup sejak awal, dicegah sebelum kecolongan. Sehingga yang tersisa adalah keselamatan dan kondisi yang jauh dari kesenangan semu. 

Hanya saja, keindahan seperti itu sulit ketika realitas saat ini masih didominasi konsep kebebasan. Atas nama hak asasi, penganut paham kebebasan minta dihormati saat mau berekspresi atau bertingkah laku. Sebaliknya aturan yang datang dari Zat Maha Benar pun dianggap memasung kebebasan yang mereka mau. 

Tak heran jika riak maksiat masih timbul tenggelam berulangkali. Sekalinya muncul ke permukaan, akan menggemparkan beberapa saat, sekian lama berlalu akan kembali sunyi, beberapa waktu kemudian muncul lagi dengan kasus serupa tapi lebih heboh maksiat nya. Nau'dzubillaah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun