Mohon tunggu...
Arai Jember
Arai Jember Mohon Tunggu... Asisten Rumah Tangga - Katakan Dengan Tulisan Jika Tak Sanggup Berlisan

Menulis itu investasi. Setiap kebenaran tulisan adalah tanaman kebaikan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Cinta Nyata untuk Al-Aqsa

14 Juni 2021   16:22 Diperbarui: 14 Juni 2021   16:41 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: republika.id

Perlakuan Zionis di Palestina kerap menyisakan bekas mendalam. Bukan saja bagi rakyat Palestina, yang harus merasakan terjajah sekian lama. Tapi juga bagi umat manusia di belahan bumi lain, yang memiliki kepedulian dan hati nurani. Terlepas dari apa yang menjadi akar persoalan didudukinya Palestina, setiap yang menyaksikan pasti akan tersentuh hatinya. Tersentuh lantaran melihat derita anak-anak, ibu-ibu, orang tua, dan yang lainnya, yang harus bertahan hidup di tengah reruntuhan bekas gempuran rudal.

Rudal dijatuhkan aggressor tanpa terduga, kapan dan dimananya. Dalam sekejap mengubah kehidupan menjadi arena penuh duka. Kehancuran harta benda, korban meninggal dunia, hingga menyisakan banyak yang terluka. Tentu keadaan demikian bukan yang pertama kali, sudah berulang kali dan belum ada jaminan kapan akan disudahi.

Mata hati yang tertuju pada Palestina pasti akan menangis. Pilu merasakan luka di kalangan korban. Hingga tergerak mengulurkan bantuan sesuai kemampuan. Maka tak heran, meski hanya dalam hitungan hari, uluran tangan dermawan dari berbagai penjuru dunia mengalir sampai di Palestina. Kendati belum mampu menghentikan total ulah Zionis di sana, kebaikan hati pengulur kebaikan ini adalah asa untuk rakyat Palestina.

Memang menarik, puluhan tahun penduduk Palestina diderai penderitaan, namun mereka tetap bertahan. Bahkan mereka yang berada di jalur Gaza pun tak mau pindah ke tem[at yang 'aman'. Generasi Gaza yakin bahwa adalah tanah yang diberkahi. [lihat referensi 1]

Imam Besar Al-Azhar, Prof Dr Ahmed el-Tayeb mengatakan dunia bungkam secara memalukan terhadap pelanggaran dan aksi "terorisme" yang dilakukan oleh para zionis kepada warga Palestina dan Masjid Al-Aqsa. Polisi Israel telah bentrok dengan warga Palestina di distrik Sheikh Jarrah, Yerusalem yang sejauh ini mengakibatkan lebih dari 300 orang terluka. 

Terlepas dari kecaman internasional dan seruan untuk menahan diri, polisi Israel mengutuk tindakan warga Palestina selama bulan suci Ramadhan. Dalam sebuah unggahan Facebook, Ahmed menyebut warga Palestina akan selamanya teguh dan tetap melanjutkan perjuangan untuk mempertahankan tanah mereka. Termasuk memperjuangkan menjaga Masjid Al-Aqsa, kiblat pertama dan situs suci ketiga dalam Islam. [2]

Keteguhan hati mereka adalah wujud cinta nyata pada Al-Aqsa, yang notabenenya bukan hanya kewajiban mereka untuk menjaga. Sebagai masjid umat Islam, seluruh muslimlah yang sebenarnya memiliki tanggung jawab untuk mempertahankan Al-Aqsa. Namun, saat ini perbedaan wilayah yang ditempati kaum muslim menjadi salah satu halangan. Ada sekian banyak kendala dan juga ada perbatasan yang tak bisa ditembus dengan mudah. Sehingga sakitnya saudara sesama muslim dalam menjaga Al-Aqsa tak sepenuhnya bisa dirasakan saudaranya di belahan negeri lain.

Padahal kontribusi nyata dari saudara muslim lainnya (-selain dana dan doa-) bisa jadi dapat berperan penting bagi selamatnya Palestina ke depan. Mengutip tulisan Kanti Rahmillah, M.Si., dinyatakan bahwa:

Ibarat kata, pendudukan Israel atas Palestina serupa dengan perampok yang ingin memiliki rumah pemiliknya. Perampok tersebut membunuh dan memukuli penghuni rumah tersebab menginginkan rumahnya.

Lantas jika demikian, bantuan apa yang logis diberikan pada tuan rumah yang sedang terancam nyawa dan hak atas rumahnya? Tentulah bantuan yang tepat itu dengan membantu mengusir perampok tersebut. Adapun bantuan makanan dan obat-obatan, tanpa adanya upaya mengusir perampok tersebut, sungguh tak akan menyelesaikan masalah. Perampok itu akan terus-menerus memukuli penghuni rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun