Mohon tunggu...
Arai Jember
Arai Jember Mohon Tunggu... Asisten Rumah Tangga - Katakan Dengan Tulisan Jika Tak Sanggup Berlisan

Menulis itu investasi. Setiap kebenaran tulisan adalah tanaman kebaikan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Merawat Taat Pasca Lebaran

15 Mei 2021   22:09 Diperbarui: 15 Mei 2021   22:16 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: freepik.com

Kesedihan melekat bagi setiap insan yang berpisah dari Ramadhan. Betapa tidak, suasana yang begitu kondusif untuk mengokohkan ibadah berganti menjadi suasana normal sebagaimana sebelum Ramadhan. 

Bahkan, pada awal-awal Syawal, terkadang ada yang memaknai lebaran dengan hingar bingar yang terkesan berlebihan. Seolah selesai puasa, bebas kembali melakukan apa saja. Kembali pada rutinitas harian, yang bisa saja terasa jauh lagi dari nilai agama, khas karakter sekulerisme. 

Pasalnya, ketika Ramadhan berlalu, nuansa ibadah kembali masuk ke ruang personal, lantunan ayat penggugah iman tak lagi nyaring setiap sore menjelang Maghrib. Masjid kembali sepi selepas Isya. Dan masih banyak lagi kebiasaan yang rawan 'bersembunyi' selepas Ramadhan undur diri. 

Tentunya, bagi yang hatinya telah tertaut kelezatan ibadah yang dirintis selama Ramadhan, suasana 'biasa' bukan lagi menjadi zona nyaman. Ada keinginan kuat untuk terus bertahan pada capaian kebaikan yang telah teraih. Terawat kebiasaan taat pada Rabb-Nya, hingga bisa kembali lagi dinaikkan di Ramadhan berikutnya. 

Dan proses merawat ini yang luar biasa. Sebab saat Syawal tiba, suasana hari raya kadang membuat sebagaian terlena. Terbawa arus menghadirkan barang segala rupa. Mulai dari makanan, pakaian, kendaraan, dan sebagainya. 

Padahal sering terlintas wejangan bahwa hakikat idul fitri bukanlah sebatas apa-apa yang serba baru. Melainkan pada ketaatan yang bertambah, berhasil diampuni dosa, dan aman dari ancaman neraka. Sepenuhnya lahir menjadi manusia bertakwa, taat dan patuh padaNYA tanpa aneka alasan. Takwa sebagaimana yang diharapkan dari tujuan puasa itu sendiri. 

Maka, keberhasilan melampaui madrasah Ramadhan sangat baik bila membuahkan hasil yang serupa setelah lebaran. Yakni melaksanakan kebiasaan baik secara terus menerus, semata-mata karena-Nya. 

Sebab pada hakikatnya kewajiban taat pada semua yang Allah sampaikan dalam Alquran adalah perkara penting bagi keimanan seseorang. Yang pelaksanaannya harus dilaksanakan, baik itu selama Ramadhan ataupun di bulan selainnya. 

Sehingga meskipun Ramadhan berlalu, lebaran telah dilewati, namun aktifitas takwa tidak layak dihentikan. Sebab takwa inilah yang sejatinya akan mencerahkan jalan hidup Muslim. Tertunjuki pada jalan hidup sesuai petunjuk ilahi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun