Mohon tunggu...
Ahmad Rouf
Ahmad Rouf Mohon Tunggu... Human Resources - Pengembang milepedia; ensiklopedia milenial

Pemilik MANTRA MILENIAL, pengembang milepedia; ensiklopedia milenial

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Indonesia Memimpin", Proposal Visi Indonesia Emas

20 Agustus 2019   12:44 Diperbarui: 20 Agustus 2019   13:08 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekali lagi, penulis hendak membahas dari perspektif energi positif. Era kepemimpinan Soeharto terlepas pro kontra; negatif-positif dalam penilaian, tentu ada catataan emas sejarah. Penulis mengambil sisi positif guna mendapat inspirasi pembangunan.

Menurut hemat penulis, era kepemimpinan Soeharto fokus pada percepatan pembangunan. Upaya mewujudkan programnya, hingga akhirnya jalan investasi menjadi solusi. Tak bisa dipungkiri tentu ada negatif dan positifnya. Begitulah realitas pada era presiden Soeharto.

Tiga puluh tahun masa kepemimpinannya, presiden Soeharto seperti yang diketahui bersama julukan macan asia melekat pada dirinya. Julukan tersebut tentu buah dari apa yang telah dikerjakan. Pelajaran yang perlu diambil adalah kinerja yang didasarkan gagasan berbanding lurus dengan hasil.

Era Soeharto berakhir dengan gerakan reformasi. Gerakan yang memperjuangkan otoriterisme ke demokrasi. Gerakan reformasi seolah mengulang gerakan nasionalisme-gerakan kemerdekan. Pointnya pada persatuan masyarakat dalam mewujudkan perjuangan.

PASCA REFORMASI DAN TANTANGAN ABAD 21

Gerakan reformasi berhasil mengganti orde baru. Berhasil mengubah otoriterisme ke demokrasi. Usia reformasi sudah 20 tahun. Sistem demokrasi terus berproses. Semakin mendewasa, kendati kritik terus ada. Surya Paloh, saat usia reformasi 14 tahun mengatakan "kekosongan gagasan baru terasa di era reformasi yang telah berjalan 14 tahun."

Sejalan dengan SP, Willy Aditya melontarkan pendapat: Runtuhnya peristiwa itu (otoriterisme) membuktikan bahwa konsep-konsep yang digodok sebelum melahirkan era baru memudahkan langkah strategis dan tujuan jangka panjang. Gerakan perubahan harus metodologis. Jangan sampai bangsa ini terkatung-katung lebih lama lagi untuk mendefinisikan tujuan hidupnya dama bernegara.

Gerakan reformasi yang membuahkan sistem demokrasi memiliki pekerjaan rumah yang besar. Bila gerakan nasionalisme menghantarkan pada kemerdekaan; gerakan kemerdekaan melakukaan penataan berbangsa dan bernegara. Gerakan reformasi seyogyanya menghantarka bangsa Indonesia menuju Indonesia emas.

100 tahun Indonesia pada tahun 2045, yang disebut usia emas. Akan menjadi usia emas ata berlalu begitu saja, bergantung upaya yang dilakukan. Gagasan dan tindakan hari ini akan dilihat pada tahun tersebut.

Rasanya hari ini, anak bangsa terus merepotkan diri dengan urusan lapor melapor bebagai delik. Memenjarakan sesama anak bangsa dengan berbagai dalih: ujaran kebencian, penistaan dll. Dialog yang terpampang luas, berkutat pada kasus-kasus tersebut. Dialog narasi/ide/gagasan/wacana minim ruang. Penulis berpendapat kegiatan lapor melapor, curiga mencurigai antar sesama dikarenakan tidak adanya gotong royong nasional.

Gagasan nasional rasanya tidak keluar. Padahal bangsa Indonesia memiliki pengalaman: Gerakan nasionalisme, gerakan kemerdekaan dan gerakan reformasi. Bila gagasan nasional ada, dan mampu menggerakkan masyarakat tentu semua lapisan masyarakat bergotong royong. Tak ada waktu untuk lapor melapor, curiga mencurigai antar sesama. Maka perlu gagasan nasional yang menggerakkan seluruh anak bangsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun