Mohon tunggu...
D. Wibhyanto
D. Wibhyanto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Bidang Sastra, Sosial dan Budaya

Penulis Novel CLARA-Putri Seorang Mafia, dan SANDHYAKALANING BARUKLINTING - Tragedi Kisah Tersembunyi, Fiksi Sejarah (2023). Penghobi Traveling, Melukis dan Menulis Sastra, Seni, dan bidang Sosial Budaya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Cerita tentang Senja

20 Mei 2023   19:17 Diperbarui: 24 Mei 2023   11:24 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
image Canva/ designed by Wibhyanto/dokumen pribadi

Puisi: Cerita Tentang Senja

Di tepi pantai biru itu,
Senja telah sempurna melepas Siang, dan diam-diam merindu Malam
di ufuk barat tepi pantai, Senja menjelma seperti gadis kemayu yang menanti kekasih baru,
sementara Siang telah beranjak, senyumnya layu mengulum duka, termangu sendirian terpagut waktu, matanya nanar tak lagi berbinar, perpisahan bersama Senja seperti digaris oleh waktu, hanya bisa memandang, di kejauhan dilihatnya Senja melenggang riang, bergegas menghampiri Malam yang telah setia menanti, seolah waktu tanpa ragu telah mentakdirkan begitu.

Langit berubah semburat lembayung, nuansa kuning penuh warna-warni Pelangi, perlahan sirna, sementara Senja melangkah gemulai, menyusuri langit menuju titik tengah garis cakrawala pantai yang aduhai. Ketika mentari bersembunyi di balik awan, turun perlahan di balik gunung-gunung, semburat Senja muncul dengan pesona, senyumnya merona abadi bagai gadis muda dimabuk cinta: "Kemarilah wahai Malam, kupeluk dan kukecup keningmu diam-diam", ujar Senja dalam hati.

Baca Juga: Kisah Seorang Penjelajah

Dalam keheningan angin Senja berhenti menyusuri pantai biru itu, suara langit yang syahdu, kian membawa Senja memeluk sunyi, berdebar hatinya setia menanti sepertinya Malam bersegera tiba menghampiri, membawa serta impian dan harapan mengelindan, lelap dalam gulita,

Sementara Siang tak lagi mengintip dari kejauhan Senja terus berlalu, Siang telah melepas ikhlas Senja sempurna mendedah malam: "Perjumpaan dan perpisahan hanya waktu yang menentukan, sama saja indahnya", kata Siang dalam suara bergetar, kepada angin yang berhembus.

Dalam pada itu, Senja telah sempurna meninggalkan kisah tentang Siang yang hangat, terekam dalam waktu yang membisu, bergegas mengukir kisah baru, menjemput Malam yang rupawan, sabar dingin menanti. Waktu berjalan melambat, bunyi angin mengerisik seperti tak pernah terjadi kisah apa-apa di tepi pantai biru itu.

Jakarta, Mei 2023

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun