Mohon tunggu...
Aqila Putri Prameswari
Aqila Putri Prameswari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Saya adalah mahasiswa dari Universitas Airlangga Fakultas Vokasi Jurusan Otomasi Sistem Instrumentasi

Selanjutnya

Tutup

Money

Pengaruh Buruk dari Gaya Hidup Konsumtif yang Melanda Para Remaja Saat Ini

17 Juli 2022   11:40 Diperbarui: 17 Juli 2022   11:45 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Perilaku konsumtif sering terjadi di kalangan remaja. Tak sedikit perilaku tersebut timbul dikarenakan rasa penasaran dan tertarik akan suatu barang yang dilihatnya. Meninjau dari segi penampilan kemasan dibanding dari kegunaan yang dihasilkan, remaja cenderung menilai bagaimana pengemasan dan bentuk dari suatu barang. 

Membeli suatu barang yang awalnya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, berubah menjadi untuk memenuhi kesenangan sementara. Pengaruh sosial media juga tidak dapat dipisahkan ketika membahas tentang gaya hidup konsumtif. Mengapa demikian? 

Bisa dikatakan dominan remaja akan menghabiskan banyak waktunya kepada smartphone yang dinilai canggih namun dapat membawa pengaruh buruk ketika kurangnya rasa selektivitas terhadap penggunaan sosial media. 

Seperti ketika kita membuka salah satu media sosial dengan konten yang ditunjukkan adalah sebuah barang viral di kalangan remaja, maka mereka akan berbondong-bondong untuk membeli barang tersebut. Tidak ada yang salah dengan proses jual-beli barang yang dilakukan namun dampak dari perilaku konsumtif yang ditunjukkan hanya untuk memenuhi kepuasaan individu. 

Hal ini jika dibiarkan terus-menerus akan berakibat fatal pada pengelolaan biaya hidup. Rasa ingin puas terasa menggerogoti yang di kemudian hari akan menjadi penyesalan karena tidak dapat mengatur pengeluaran dan pemasukan biaya. 

Perilaku gaya hidup konsumtif tidak berbeda jauh dengan materialistis dan hedonisme. Ketiganya membawa dampak buruk terhadap gaya hidup dan dapat menimbulkan kesenjangan sosial. 

Para remaja yang masih memiliki rasa labil menjadi sasaran empuk perilaku konsumtif ini. Jika tidak diedukasi dengan benar, dikhawatirkan perilaku konsumtif ini akan terus berjalan di generasi selanjutnya dan menjadi budaya. Hal-hal apa saja yang menjadi awal mula terbentuknya perilaku konsumtif ini? Mari, kita bahas satu per satu. 

Pertama adalah pembelian banyak atau pemborosan. Boros disini adalah ketika membeli suatu barang dengan jumlah yang banyak dan tanpa disadari telah membuang-buang uang dalam jumlah yang bisa dibilang tidak sedikit hanya untuk kesenangan pribadi dan tidak ada manfaat yang ditimbulkan. 

Kedua adalah impulsive buying yang menjadikan kebanyakan remaja berpikir bahwa membeli suatu barang hanya untuk kesenangan sesaat tanpa berpikir dua kali. Bisa dikatakan, ketika melihat barang lucu yang sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan namun mereka membeli untuk mengikuti trend dan sebagainya. 

Ketiga adalah bertindak tidak rasional ketika membeli suatu barang, mereka merasa ketika membeli barang tersebut bisa menjadi lebih gaul dari yang lain dan timbul sifat sombong secara tidak sadar. Semakin disanjung karena berbeda dari yang lain, perasaan itu dapat membawa ke perilaku konsumtif. 

Keempat adalah karena faktor lanjutan dari sebuah barang, misalnya ketika membeli barang dan dalam waktu dekat membeli lagi karena dirasa barang sebelumnya belum cukup. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun