Mohon tunggu...
Apzur RohimahPutri
Apzur RohimahPutri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

always grateful

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gambaran Anak-anak Belajar di Beberapa Desa Saat Pandemi

23 Februari 2021   10:50 Diperbarui: 23 Februari 2021   11:35 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pandemi covid-19 yang masuk ke Indonesia membuat pemerintah mengubah sistem pendidikan. Pembelajaran di sekolah segera dihentikan dan digantikan dengan pembelajaran daring. Namun selama pelaksanaannya, pembelajaran daring menimbulkan banyak pro kontra karena dinilai kurang efektif. Bagaimana tidak? Pembelajaran secara daring ini membutuhkan jaringan internet dan gadget, akan tetapi tidak semua murid Indonesia memiliki fasilitas tersebut. Bahkan ada beberapa wilayah yang masih susah dijangkau jaringan internet.

Dilansir dari iNewsSumut.id, seperti anak-anak di Desa Bahpasunsang, Kecamatan Raya, Kota Simalungun, Sumatera Utara (Sumut). Desa ini diketahui minim sekali akan keberadaan jaringan internet. Setiap harinya mereka harus berjalan sejauh 2 km dengan mendaki perbukitan yang terjal dan curam serta nekat memanjat pohon yang tinggi demi mendapatkan jaringan yang baik. 

Terbatasnya jaringan internet di wilayah tersebut tentu menjadi kendala saat pembelajaran daring. Hal ini membuat orang tua mereka sangat khawatir. Pasalnya para pelajar membutuhkan perjuangan ekstra untuk mendapatkan jaringan internet yang baik.

Melihat hal itu, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi yang mengkonfirmasi terkait sejumlah daerah di Sumut tidak dapat melakukan proses belajar mengajar melalui daring berjanji akan merangkul perusahaan milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk memberikan solusi terhadap masalah ini. Mereka akan membantu meringankan proses belajar anak-anak di desa yang mengalami masalah jaringan internet. Hal ini membuat orang tua sedikit lega, karena mereka tak lagi khawatir terhadap anak-anak mereka yang selama ini mencari internet dengan susah payah dan penuh risiko. Anak-anak di desa ini juga amat senang mendengar pertanyaan dari gubernur Sumut tersebut. Mereka pun, lebih semangat kedepannya untuk menuntut ilmu.

Tak hanya terjadi di Desa Bahpasunsang, dampak ini tentu saja juga terjadi di sekitar daerah Sumatera Utara lainnya. Seperti daerah tanah Karo tepatnya di Desa payung, Kecamatan payung, kabupaten Karo Sumatera Utara. Anak-anak di Desa tersebut juga mengalami dampak yang sama. Bahkan hanya beberapa anak-anak saja yang tinggal di Desa payung tersebut. Dikarenakan rumah mereka di sekitar desa ini, sudah dipenuhi oleh abu vulkanik yang amat tebal dari erupsi gunung Sinabung.

Lalu bagaimana cara anak-anak di Desa tersebut belajar dalam keadaan pandemi? Sudah dipastikan di Desa tersebut untuk masalah jaringan tentunya sangat minim. 

Dikarenakan erupsi gunung Sinabung tidak hanya berdampak pada rumah-rumah di sekitaran desa tersebut yang tertutup oleh abu vulkanik saja, melainkan putusnya beberapa jaringan internet yang membuat mereka tidak bisa belajar secara online dengan baik. Itulah mengapa guru-guru di salah satu sekolah sepakat untuk belajar dengan jumpa langsung atau secara offline. 

Meskipun hal ini melanggar aturan pemerintah, justru guru-guru mengatakan hal ini lebih efektif demi keberlangsungan belajar siswa-siswa dengan menerapkan protokol kesehatan. Dilansir dari Kompas.id, Siswa SDN 040484 kelas V dan VI, mereka mengikuti belajar selama 2 jam, setiap hari Senin dan Selasa. Mereka belajar tidak hanya disatu tempat saja, melainkan di berbagai tempat. Yaitu di losd desa, rumah guru, rumah siswa, atau gudang milik warga yang dijadikan kelas.

Dengan pembelajaran tersebut, anak-anak merasa senang karena mereka masih bisa belajar dengan baik, walaupun dalam situasi yang berbeda. Para orang tua juga amat sangat terbantu oleh guru-guru di desa tersebut. 

Tak hanya masalah pembelajaran saja, anak-anak di desa tersebut, juga harus memperhatikan lingkungan sekitar mereka dan siap siaga, karena takut terjadinya erupsi gunung Sinabung kembali. Hal ini membuat para orang tua selalu merasa khawatir terhadap anak-anak mereka. Jadi para orang tua selalu mengawasi anak-anak mereka, meskipun sedang berlangsungnya pembelajaran.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun