Hari ini coba kau lihat ada berapa kupu yang mendekatimu?
Lalu kau mulai menghitung dengan cepat,
satu, dua, tiga, empat…
Sementara aku memandangi rupa polosmu yang terlihat terburu menjawab pertanyaanku
Hari ini coba kau lihat ada berapa banyak batu yang tumbuh di taman?
Lalu kau mulai berlari di antaranya menabrak ujung kakiku dan tertawa-tawa
Sementara aku mulai jatuh cinta pada pipimu yang kemerahan, pada anak rambut yang tergerai, dan pada tawa yang berderai
Coba kau lihat ada berapa rembulan?
Lalu kau tengadah menatap cahaya tak mengerti apa bedanya
Sedangkan aku jatuh cinta padamu seperti seorang pelayan yang jatuh cinta pada sang puan, mengusik takdirmu dengan kenyataan
Coba kau hitung sudah berapa uban yang kupunya? Lantas kau mulai membelainya helai demi helai, membauinya sampai kau terlelap kenang
Sedangkan aku makin jatuh cinta padamu seperti pertanyaan yang selalu kau lontarkan setiap hari, bertubi-tubi
Setiap pagi di bawah selimut tipis yang mulai usang tentang siapa yang orang-orang sebut dengan binatang jalang
Lalu suatu hari kita bermain lagi di taman batu, dan kau mulai bertanya ini dan itu
Apa ini? Tanyamu kala itu,
Menunjuk satu tempat yang selama ini selalu kita kunjungi, menunjuk ke kupu yang sama, menunjuk pada rembulan yang satu
Aku menghela napas, mengubahnya menjadi bentuk yang entah?
Maaf, sayang kali ini aku tak punya jawaban untukmu
Kau bertanya berkali-kali tentang hal yang sama
Berhari-hari, berganti musim, sampai kau berhenti bicara lantas bergeming