Mohon tunggu...
Aprohan Saputra
Aprohan Saputra Mohon Tunggu... Freelance Writer and Layouter -

Tetap Berpikir Merdeka! -aku nge-kompasiana cari banyak teman, jadi yang mau follow akunku jangan ragu-ragu- Tabikpun

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hasrat Seni Sang Videografer

18 Desember 2017   16:56 Diperbarui: 18 Desember 2017   19:40 601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: dokumen pribadi

Eksperimen! Begitu jawabnya saat ditanya soal awal mula aktivitasnya dalam dunia videografi.

SEBUAH makna yang sering ia dengar. "Mencoba hal baru dan terus mengeksplorasi diri," kata Agus R Ramadhan.

Dari sinilah dia mulai menekuni desain grafis dan visual. Ia merasa seperti gila, siang dan malam seakan tiada baginya. Ia sering terbangun tengah malam menyelesaikan projek kesenangannya itu. Pagi hari belanja visual, sore garap dan malam garap lagi. Begitulah siklus hidupnya. Terkadang ngampus pun ia tinggalkan. "Mau bagaimana lagi itulah pilihan saya," ujar mahasiswa semester sebelas Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Lampung (Unila) ini.


Teknologi yang semakin maju membuat ketertarikannya di dunia visualgrafi menguat. Sejak duduk di bangku kelas 3 SD, cowok yang murah senyum ini, sudah menyukai dunia komputer dan semua hal yang terkait dengan teknologi. Saat itu ia memaksa kakaknya yang seorang guru komputer untuk mengajarkan segala segi tentang komputer.


"Tapi Waktu itu saya hanya diajari bagaimana cara memulai dan mengakhiri pengoperasian komputer. Dasar saya maunya lebih, saya mengeksplorasi sendiri dengan membaca baca buku kuliah kakak saya. Diam-diam saya mencoba mempraktekkannya sendiri. Saya sampai-sampai harus dihukum membersihkan toilet terus disiksa layaknya kakak tiri dan dimarahi karena sering merusak komputer," kenangnya.

Merasa masih banyak belum tahu tentang dunia komputer dan teknologi, Agus merelakan diri untuk menjadi guru pengganti praktikum komputer di tempat sekolah. Dia mengajar praktikum komputer. Masih Kelas 6 SD, ia nekat mengajarkan kakak tingkatnya di SMP. Untuk membiasakan diri, ia terus mengeksplorasi diri. "Saya banyak belajar tentang web, desain, pemrograman, reparasi, instalasi, dan lain lain," ujarnya.

Di waktu SMA, dia lebih mulai menukai dunia seni. Namun kekurangannya, ia tak mampu menggambar. Akhirnya ia memutuskan untuk mempelajari dunia seni digital dan lebih tertarik desain. "Dari situ akhirnya saya mengembangkan diri kedunia videografi dan fotografi."

Alasan lain ia menyukai dunia videografi, dari apa yang ia lihat. "Gambar-gambar yang bergerak, animasi, grafis. Sehingga kita bisa membuat emosi penikmat, lebih meluap-luap. Apalagi dunia multimedia itu nggak bakal mati, semakin lama terus semakin berkembang," kata dia.

Suka Garapan Sosial

Terjun serius di dunia videografi diawali dari 2010. Pada awal mula masuk kampus. Dia bertemu dengan seniornya, Aris Faisal Pratama dan Ogas dalam satu payung Raden Fatah Videografi. Disana ia banyak bejara mengelola bisnis video. Sampai akhirnya, ia bertemu Rocky Sugama. Orang yangg paling berarti dalam hidupnya, katanya. "Tanpa dia saya tak akan terus terjun di dunia ini".

Ia memang kuliah di Agroteknologi, tetapi jurusan ini bukan alasan baginya untuk melupakan melanjutkan hobinya dan terus berkarya. "Cuma ya semua pasti ada resikonya," ujarnya.

Kini dalam rata-rata per bulan, ia mampu menggarap 6-8 video. Menurutnya garapan yang paling menarik, ia mengakui selalu bukan datang dari pesanan orang lain. "Garapan paling menarik itu adalah hal-hal yang berbau sosial, charity, dan yang lain-lain. Lebih suka ke garapan-garapan yang gak dibayar, tapi untuk sosial," katanya.

Dia lebih sering mengeksplorasi kreasi sesuka hati tanpa harus dibatasi permintaan dari orang lain. "Tapi lebih banyak video iseng, ya, karena memang awalnya di awali dari hobi dan suka".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun