Mohon tunggu...
Aprodhita Putri
Aprodhita Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas AMIKOM Yogyakarta

Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Film

Review Film "SOBAT AMBYAR"

24 April 2021   11:00 Diperbarui: 24 April 2021   11:14 725
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Film Sobat Ambyar baru-baru ini ditayangkan di layanan streaming Netflix dengan durasi film 1 jam 41 menit. Film yang disutradarai oleh Bagus Bramanti dan Charles Ghozali ini dimainkan oleh Bhisma Mulia, Denira Wiraguna, Sisca JKT48, Erick Estrada, Mo Sidik, Asri Welas, dan  Didi Kempot. Film ini menceritakan realitas cinta pahit yang dialami oleh seorang anak muda.

Film tentang penggemar penyanyi Didi Kempot ini menangkap anggapan bahwa penderitaan patah hati bisa menjadi motivasi seseorang atau orang lain untuk menjadi lebih baik. Seperti anjuran Didi Kempot, patah hati tidak perlu menangis, tapi harus “dimainkan”. Film Sobat Ambyar diawali dengan kisah seorang pemuda yang berasal dari sebuah desa di Kota Solo, Jawa Tengah, yang bernama Jatmiko yang diperankan oleh Bhisma Mulia.

Dia adalah seorang pemilik kedai kopi yang diurus juga oleh adik dan sahabatnya. Pada hari itu, Jatmiko dan Kopet (Erick Estrada) berencana akan menutup kedai kopi yang diberi nama La Vittoria yang mulai kosong akan pembeli. Kemudian, datanglah seorang gadis cantik bernama Saras (Denira Wiraguna), dia adalah seorang mahasiswi asal Surabaya. Kedatangan Saras mencegah Jatmiko bergerak di depannya. Dia datang untuk memesan kopi atas nama Bangsa Indonesia. Cinta pada pandangan pertama pun mulai muncul.

img-20210424-111115-60839aa9d541df04cd0245a2.jpg
img-20210424-111115-60839aa9d541df04cd0245a2.jpg
SINOPSIS CERITA

Awalnya, Saras datang ke kedai tersebut untuk menyelesaikan skripsinya. Ternyata oh ternyata, Jatmiko mencoba melakukan PDKT dengan Saras, tetapi Jatmiko tidak berani untuk langsung berkenalan. Untung saja adiknya yang bernama Anjani (Sisca JKT48) dan sahabatnya Kopet (Erick Estrada) selalu membantu Jatmiko dalam proses PDKT tersebut. Jatmiko dan Saras pun mulai saling mendekat satu sama lain. Tapi ternyata Saras diganggu oleh dua orang lelaki yaitu Emil Kusumo dan Tommy (Dede Satri). Jatmiko yang mempunyai sifat pemalu akhirnya memberanikan diri untuk bertemu Saras  setelah membantu Saras menyingkir dari kejaran Emil Kusumo dan Tommy. Hingga akhirnya, mereka berdua pun resmi berpacaran.

Atas nama cinta, ia juga membantu Saras menyelesaikan skripsi produk dengan mempelajari biji kopi warisan orang tua Jatmiko. Namun, setelah Saras lulus dan kemudian ia kembali ke Surabaya selama dua minggu. Jatmiko kesal karena pesan WhatsApp-nya (dengan tanda centang biru) tidak dijawab. Tak tahan dengan keinginannya, dia memutuskan untuk mengikuti Saras ke Surabaya dengan membawa boneka beruang besar yang memang sudah sengaja ia siapkan sebagai kado untuk Saras. Niat hati sangat terkejut, Jatmiko . Namun, Saras mengkhianati Jatmiko dan memilih berpacaran dengan lelaki lain. Pasalnya, Saras sudah punya pasangan baru, bosnya sendiri yaitu Abdul (Rezca Syam). Jatmiko pingsan bahkan pingsannya saat sedang menonton konser Lord Didi Kempot. Dengan bantuan teman-teman Ambyar dan nasehat Lord Didi, Jatmiko akhirnya mengambil keputusan.

Saras sendiri memang memiliki paras yang cantik, namun sifatnya tidak bisa ditebak. Baru pada suatu hari Jatmiko menyadari bahwa tidak semua hubungan bisa berjalan mulus. Meski sangat memilukan, musik Didi Kempot mampu membantu Jatmiko untuk pulih dari lukanya. Saras sendiri dalam cerita digambarkan sebagai seorang perempuan yang suka mempermainkan hati laki-laki, sedangkan Jatmiko adalah seorang laki-laki yang lugu, seringkali menjadi budak cinta atau yang biasa dipanggil bucin, dan  mau menuruti semua keinginan pasangannya.

Identifikasi Audiens 

Jika dilihat menggunakan segmentasi geografi, dalam film ini target audiensnya kepada semua gender yaitu laki-laki dan perempuan, beragama apa saja, pekerjaan yang berbeda-beda, sedangkan untuk usia audiens menurut saya lebih cocok untuk anak dewasa kisaran umur 18 tahun keatas. Karena dalam film tersebut ada beberapa kata atau ucapan yang menurut saya kasar atau tidak pantas ditiru, dalam bahasa Jawa disebut “misuh. Takutnya, jika anak kecil atau anak dibawah umur menonton film ini akan menirukan ucapan yang tidak pantas.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun