Mohon tunggu...
Anas Apriyadi
Anas Apriyadi Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Hanya karyawan swasta yang suka baca. ~menulis menyehatkan jiwa~

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Sepak Bola Timor Leste Di Ambang Pembekuan?

12 Desember 2016   08:20 Diperbarui: 23 Desember 2016   13:58 1724
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemain Timor Leste saat menghadapi Mongolia (Sumber andy1890.wordpress.com)

Di tengah ingar bingar piala AFF 2016, kabar kurang sedap bagi persepakbolaan ASEAN juga beredar, khususnya menimpa negara termuda di Asia Tenggara, yakni Timor Leste. Seakan mengikuti jejak saudara tuanya Indonesia, Timor Leste dikabarkan tengah mendapat dakwaan serius dari AFC tentang pelanggaran disiplin yang bisa berujung sanksi larangan bertanding bagi timnasnya.

Seperti dilansir NY Times, kasus yang didakwakan kepada Timor Leste menyangkut pemalsuan dokumen dan penggunaan pemain tidak sah bagi timnas mereka. Meski begitu kasus ini dikabarkan baru akan dibahas oleh komite disiplin AFC pada 15 Desember 2016 nanti, belum jelas sanksi apa yang bisa didapatkan jika tuduhan itu terbukti. Sanksi bisa didapatkan oleh pimpinan Federasi Sepak Bola Timor Leste (FFTL) atau bahkan pembekuan bagi timnasnya untuk bertanding di level internasional.

Kasus ini diawali dari program instan Timor Leste sejak tahun 2011 untuk mengangkat persepakbolaan mereka dengan memberikan paspor kewarganegaraan TL kepada 20-an pemain Brazil agar mereka bisa membela Timnas Timles. Dalam peraturan FIFA memang tidak diharamkan adanya pemain naturalisasi yang pindah kewarganegaraan, namun tetap ada batasan di mana sang pemain punya orang tua atau kakek-nenek yang berasal dari negara barunya, atau dia sudah lima tahun berturut-turut tinggal di negara barunya. Selain itu dia juga belum pernah membela timnas negara lama sebelum membela timnas negara baru.

Nah, para pemain Brazil-Timles ini sangat diragukan punya darah Timor karena mereka tidak bisa menjelaskannya, lagipula sejarah migrasi dari TL ke Brazil sangat tidak signifikan atau nyaris tidak ada. Mayoritas dari mereka juga tidak pernah tinggal lama tinggal di TL karena liga lokal (yang amatir) juga baru ada tahun ini, para pemain Brazil-TL ini justru lebih menikmati status pemain Asianya dengan bisa bermain di negara-negara teluk dan Asia Tenggara yang uangnya lebih banyak.

Meski begitu sepertinya negara-negara tetangga di AFF tidak mempermasalahkannya sehingga TL dengan pemain-pemain Brazilnya tetap bisa bermain di SEA Games dan AFF Cup. Hingga mereka bermain di kualifikasi Piala Dunia dan bertemu Palestina pada tahun 2015. Bermain imbang dengan TL di Dili, Palestina mengajukan protes kepada FIFA atas keabsahan pemain Brazil yang dimainkan Timor Leste. Palestina wajar memiliki konsen pada keabsahan pemain naturalisasi seperti ini karena timnas mereka sendiri juga banyak diisi pemain naturalisasi asal Eropa dan Amerika Latin namun tetap memiliki darah Palestina di mana memang banyak komunitas imigran Palestina di Eropa dan Amerika Latin sebagai akibat pendudukan Israel, bahkan di Chile mereka membentuk klub CD Palestino.

Protes Palestina sepertinya tidak mendapat respon cepat dari FIFA yang saat itu masih dipegang rezim Sepp Blater yang tengah sibuk mempertahankan posisinya. Setelah sekian lama, protes Palestina akhirnya dibahas juga oleh AFC karena penggunaan pemain yang diduga tidak sah itu juga ada di penyisihan Piala Asia.

Kita tunggu saja bagaimana hasilnya apakah Timor Leste harus mengikuti jejak saudara tuanya yang disanksi. Semoga saja tidak, harus kita akui dalam beberapa hal PSSI masih kalah dan perlu belajar kepada FFTL yang lebih serius menata sepakbola mereka dari usia muda. Ini juga harus jadi pelajaran PSSI agar tidak sembarangan melakukan program naturalisasi, naturalisasi bagi saya tetap perlu asal pemain itu memang punya darah Indonesia dan/atau cinta Indonesia, bukan hanya pemain yang orientasinya uang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun