Mohon tunggu...
Aprina C K Zai
Aprina C K Zai Mohon Tunggu... Mahasiswa - Senang-senangnya menulis di kening

Setipis kekuatan, setebal ketakutan, Tetaplah Berpengharapan. Roma 5:5.

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Wonderful Indonesia: Eksplorasi Wajah Musik pada Relief Borobudur

15 Mei 2021   22:57 Diperbarui: 15 Mei 2021   23:02 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Youtube, Sound Of Borobudur.

Pertanyaannya, Ada apa dengan Borobudur? Ya, saya pun akhirnya baru menyedarinya, melalui seminar tersebut, saya baru menyadari bahwa ternyata Borobudur jauh lebih "luar biasa" dari yang saya bayangkan sebelumnya.

Borobudur merupakan warisan sejarah yang mencerminkan kekayaan budaya nusantaradari belasan abad yang lalu. Berbagai wawasan dapat kita temukan pada rangkaian relief bernilai seni artistik di dinding-dinding Candi, yang menjadi sumber informasi tentang ilmu pengetahuan, pelajaran kehidupan (kerohanian), dan sosial.

Sehingga dapat disimpulkan, bahwa Borobudur adalah mega perpustakaan dari ketinggian peradaban dan budaya luhur Indonesia. Hal ini terungkap dari seminar yang saya ikuti tempo hari, dan sebagian besar menjadi acuan saya dalam membuat tulisan ini.

Borobudur berdiri tegak di atas tanah Magelang sejak 13 abad yang lalu, pada masa Syailendra. Bentuknya laksana piramida dengan tinggi 35,40 meter, panjang 121,38 meter. Pesona yang disajikan Candi Borobudur terpampang estetis di berbagai macam ukiran relief yang terdiri dari 2.672 relief, berupa 1.460 panil cerita dan 1.212 relief hias.

Dari panil-panil relief tersebut, terdapat lebih dari 200 relief mengenai alat-alat musik, yang terpahat di 10 panil Karmawibhanga, 3 panil di Lalitavistara, 17 panil relief Jataka-Awadana, dan 14 panilrelief Gandawyuha. Sebuah bukti nyata, bahwa jauh sebelum bangsa Eropa mengenal musik orkestra di sekitar abad ke 15-16, leluhur kita ternyata telah memiliki orkestra-nya sendiri.

Dari bahasan  para narasumber seminar, terungkap data, konon dari berbagai heritage yang ada di dunia, Borobudur merupakan situs warisan dunia yang memiliki relief tentang alat musik terbanyak dan terlengkap. Ini sebuah fakta yang sangat mengejutkan.

Relief-relief ini menjadi sarana penyambung lidah peristiwa atau rekaman bisu yang berbicara tentang kehidupan di masa lampau, dan menceritakan penggunaan alat musik yang tidak hanya dihadirkan dalam upacara religi, namun juga menjadi instrumen hiburan bagi masyarakat, serta sumber pencaharian para seniman. Instrumen alar musik tersebut terdiri dari empat jenis, yaitu idiofon, membranofon, kordofon,  dan aerofon.

Lalu, Apa partisipasi dan apresiasi yang dapat kita berikan untuk Borobudur?

Sebuah gebrakan awal yang merindukan hidupnya kembali gema spirit Borobudur, yang berasal dari gagasan Trie Utami, Dewa Budjana, dan kawan-kawan. Gebrakan tersebut diberi nama Sound Of Borobudur Movement. Gerakan ini, semula dilandasi pemikiran untuk meminimalisasi asumsi publik bahwa budaya hanyalah sebuah tradisi kuno, dan objek jual beli di ranah pariwisata, sehingga hilanglah ilai-nilai luhur yang telah diwariskan oleh para pendahulu melalui pahatan di relief Borobudur.

Gerakan Sound Of Borobudur dimulai sejak tahun 2016, untuk mengulik lebih dalam warisan dunia tersebut melalui sejumlah riset literatur, pengumpulan data di lapangan, wawancara, dan merekonstruksi kembali sejumlah instrumen musik terpahat pada relief-telief Borobudur. Sebuah pekerjaan panjang yang telah dilakukan secara bertahap, sabar, dan konsisten.

 Bagi mereka, relief-relief tersebut bukan hanya sekadar pahatan untuk dipajang dan dinikmati indahnya, namun lebih merupakan harta karun warisan jejak seni budaya yang tak ternilai. Mereka berniat menghidupkan kembali warisan seni musik yang terpampang di relief dalam kemasan kekinian, tanpa kehilangan substansi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun